RI Hadapi Tantangan Global, Jokowi: Perlu yang Namanya Indonesia Incorporated
Ekonomi dan bisnis | 3 Oktober 2022, 10:34 WIBDengan pendampingan, produktivitas petani jagung di Dompu meningkat, sehingga berdampak pada meningkatnya produksi jagung nasional.
Menurutnya, tadinya impor jagung Indonesia adalah 3,5 juta ton per tahun, tapi dalam 7 tahun berturut-turut makin menurun hingga 800.000 ton per tahun karena petani jagung mendapat pendampingan.
"Biasanya 1 hektare 4 ton sekarang 1 hektare bisa 8 ton. Ongkos produksi paling (banyak) Rp1.800-1.900, itu yang yang saya tahu saat saya ke Dompu. Jualnya bisa Rp3.800 per kilogram, itu untung sudah 100 persen, ini jangan di jagung saja, harusnya komoditas yang lain didampingi dengan pola yang sama, kalau jagung bisa mestinya padi, singkong, porang, kopi juga bisa, semua." ungkapnya.
Ia mengakui, pemerintah tidak mungkin melakukan pendampingan kepada semua UMKM maupun petani. Sehingga diperlukan peran aktif pihak swasta besar untuk mendampingi petani dan usaha mikro.
Baca Juga: Perdana, Pesawat Made In China Dapat Sertifikat Penerbangan Komersial, Mau Saingi Boeing-Airbus
"Itu yang bisa dan cepat melakukan adalah kalau ada gerakan kemitraan yang seperti pagi hari ini akan kita mulai. Ada tadi madu, biasanya dimasukkan botol di pasar-pasar, tapi dengan 'packaging' yang bagus, 'branding' nama baik, pasti harga akan lipat 2-3 kali, dan 'marketnya' kalau bisa jangan hanya pasar lokal, domestik, tapi bisa dibawa untuk pasar ekspor, ini yang kita harapkan," terangnya.
Kemitraan itu juga akan menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga pada akhirnya bisa mengurangi jumlah penduduk miskin. Salah satu sektor yang paling mungkin terjalinnya kemitraan antar pelaku usaha adalah otomotif. Apalagi, menurut Presiden Jokowi, akan banyak pabrik otomotif yang akan berdiri di Indonesia.
"Saya sudah sampaikan, harus bermitra dengan UKM-UKM industri, entah bikin knalpotnya, entah bikin spionnya, entah pengerjaan interior kursi di dalam, bisa perusahaan besar bermitra dengan petani, bermitra dengan UMKM. Artinya, kalau ini bisa berjalan, saya meyakini akan berefek pada kemiskinan ekstrem yang akan bisa tertangani dengan cepat dan baik," papar Jokowi.
Dengan kemitraan yang baik, Ia yakin pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua 2022, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 5,44 persen. Begitu juga pertumbuban ekonimi di kuartal III, ditargetkan di atas 5,44 persen.
"Saya masih meyakini di Kuartal ketiga kita masih bisa tumbuh di atas angka tadi. Kuncinya Kita semua harus kompak kita semuanya harus bersinergi kita semuanya harus memiliki perasaan yang sama," tandasnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber :