> >

Bos PLN Sebut Masak dengan Kompor Listrik Lebih Hemat Rp8.000 Per Kg Elpiji

Kebijakan | 22 September 2022, 07:15 WIB
Ilustrasi memasak dengan kompor listrik. Pemerintah sedang menyiapkan program konversi dari LPG ke kompor listrik. (Sumber: bobo.grid.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, masyarakat bisa menghemat Rp8.000 per kg elpiji atau Rp24.000 per tabung jika memilih memasak menggunakan kompor listrik.

PLN kini memang tengah menjalankan uji coba konversi kompor gas ke kompor listrik, dengan membagikannya secara gratis ke masyarakat.

“Jadi dari per kilogram gas elpiji yang dikonversi ke kompor listrik, terdapat penghematan biaya sekitar Rp 8.000 per kilogram gas elpiji,” kata Darmawan di Kantor PLN, seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (21/9/2022).

Sebelumnya Darmawan juga sudah menjelaskan soal penghematan ini kepada DPR. Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (14/9/2022) lalu, ia menyampaikan kompor induksi bisa membuat masyarakat lebih hemat 10-15 persen dibandingkan dengan kompor elpiji.

Baca Juga: Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik Diuji Coba, Mana yang Lebih Unggul?

“Menggunakan kompor induksi biaya memasaknya bisa lebih hemat 10-15 persen,” ujarnya.

Sementara untuk APBN, program konversi itu bisa menghemat APBN hingga Rp 330 miliar per tahun. Dari hitungan PLN, jika konversi dilakukan pada 5 juta kelompok penerima manfaat (KPM) maka akan menghemat APBN sebesar Rp 5,5 triliun, dan 15,3 juta KPM akan menghemat Rp 16,8 triliun per tahun.

 

“Tentu saja dengan adanya potensi penghematan ini diharapkan dapat mengubah dari yang tadinya menggunakan energi impor menjadi energi domestik. Selain itu, juga diharapkan dapat mengubah energi yang mahal menjadi energi yang murah sehingga terjangkau semua kalangan,” tuturnya.

Namun, meski nantinya masyarakat sudah menggunakan kompor listrik, penjualan gas elpiji tidak akan dihentikan.

Baca Juga: Pengguna Kompor Listrik Mengaku Masak Lebih Cepat dan Hemat

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut elpiji masih dibutuhkan masyarakat, seperti pedagang asongan. Begitu juga dengan agen elpiji yang selama ini hidup dari penjualan gas itu.

“Kalau kita bicara mengenai gas elpiji, tidak mungkin ini langsung dihapuskan. Mengingat masyarakat kita yang di bawah seperti pedagang asongan harus ada alternatif bahan bakar berupa gas. Maka dari itu, ada yang namanya batu bara dikonversi menjadi DME melalui proses gasifikasi,” kata Erick.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas.com


TERBARU