> >

Pertamina Benarkan Stok Solar dan Pertalite Dapat Habis Sebelum Akhir Tahun 2022

Ekonomi dan bisnis | 27 Agustus 2022, 08:48 WIB
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite ke sepeda motor konsumen di SPBU Imam Bonjol, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (24/6/2022). (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Stok bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar dan Pertalite dapat habis sebelum akhir 2022, jika tidak ada pengaturan tentang masyarakat yang berhak untuk membelinya.

Penjelasan itu disampaikan oleh Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting, membenarkan pernyataan yang dilontarkan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

"Bila tidak ada pengaturan tidak akan cukup," kata Irto kepada Kompas.com, Sabtu (27/8/2022).

Sebagai upaya untuk mengatur hal itu, Pertamina telah berusaha untuk mendata masyarakat yang berhak untuk membeli Pertalite dan Solar.

Hal itu ditujukan guna penggunaan Pertalite dan Solar dapat mencukupi hingga akhir 2022, serta alokasi subsidi bisa tepat sasaran.

"Penyaluran tepat sasaran, konsumen yang melakukan pengisian BBM subsidi harus ada datanya," jelas Irto.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksi Kuota Pertalite dan Solar akan Habis pada Oktober 2022

Irto menghimbau bagi masyarakat yang berhak atas BBM subsidi agar segera mendaftarkan kendaraannya.

Pendaftaran dapat dilakukan melalui booth pendaftaran yang sudah disedikan di SPBU ataupun melalui website subsiditepat.mypertamina.id.

"Mari sama-sama kita pastikan agar subsidi ini bisa tepat sasaran. Dan mari bersama-sama hemat dalam penggunaan BBM," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan KOMPAS.TV, rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi tengah digodok pemerintah.

Dalam berbagai kesempatan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap mengungkapkan beban negara untuk membiayai subsidi energi sudah lebih dari Rp500 triliun.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengemukakan, kuota bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar berpotensi habis pada September dan Oktober 2022.

"Setiap bulan (konsumsinya) 2,4 juta KL. Kalau ini diikuti, bahkan akhir September ini habis untuk (kuota) Pertalite," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers, Jumat (26/8). 

Diketahui, pemerintah telah menetapakan kuota Pertalite sebanyak 23,05 juta kiloliter (KL) dan Solar sebanyak 14,91 juta KL pada 2022.

Namun, faktanya, hingga Juli 2022 tingkat konsumsi Solar sudah mencapai 9,88 juta KL. Artinya hanya menyisakan kuota 5,03 juta KL sampai akhir tahun.

"Jadi kalau ikuti tren ini, bulan Oktober habis kuotanya itu (Solar)," ujar Sri Mulyani.

Menurutnya, hal itu disebabkan oleh penggunaan Solar dan Pertalite yang digunakan oleh semua orang, padahal orang kurang mampu yang berhak atas BBM subsidi malahan hanya sedikit yang menikmatinya.

"Memang orang-orang yang tidak mampu dan miskin tetap juga menikmati barang itu namun porsinya kecil.”

Baca Juga: Kalau Tak Ditambah, Kuota Pertalite Habis September dan Solar Oktober

“Ini yang perlu untuk kita pikirkan tambah ratusan triliun, berarti kita menambah (subsidi) yang sudah mampu makin banyak lagi," katanya lagi.

Padahal pemerintah telah menganggarkan subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp502,4 triliun, mencakup Pertalite sebesar Rp93 triliun dan Solar sebesar Rp143 triliun.

Oleh sebab itu apabila BBM subsidi tidak tepat sasaran, maka anggaran subsidi dan kompensasi energi dapat bertambah Rp198 trilliun.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, Kompas.com


TERBARU