Bank Sentral China Pangkas Bunga Acuan, Gerakkan Ekonomi yang Lesu akibat Covid
Kebijakan | 15 Agustus 2022, 09:56 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - Bank sentral China, People's Bank of China (PBOC), menurunkan suku bunga pinjaman satu tahun sebesar 10 basis poin menjadi 2,75 persen pada hari Senin (15/8/2022). PBOC juga memotong bunga reverse repo tujuh hari, bunga acuan, dipotong dari 2,1 persen menjadi 2 persen.
Mengutip Bloomberg, ini adalah pemangkasan pertama yang dilakukan PBOC sejak Januari tahun ini. Pihak PBOC menyebut, pemotongan suku bunga acuan untuk mendorong perekonomian yang sedang tertekan akibat lockdown Covid.
Pasalnya, dengan pemotongan suku bunga maka bunga kredit di China juga akan turun. Sehingga menarik minat masyarakat untuk membelanjakan uangnya.
Namun, pemotongan suku bunga juga menyebabkan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun turun empat basis poin menjadi 2,69 persen.
Baca Juga: Inflasi AS Turun karena Harga BBM, Inflasi China Disumbang Kenaikan Harga Daging Babi
“Pemotongan suku bunga menunjukkan bahwa pihak berwenang China masih sangat prihatin tentang pertumbuhan dan kelesuan permintaan kredit, sementara tekanan inflasi ringan," kata Xiaojia Zhi, seorang ekonom di Credit Agricole.
Langkah yang dilakukan PBOC ini berbeda dengan yang dilakukan bank sentral negara lainnya. Sebagian besar bank sentral menaikkan suku bunga acuannya untuk menahan lajunya inflasi di negara mereka.
Sedangkan Otoritas China menilai inflasi di negara itu masih terkendali. Inflasi China tercatat sebesar 2,7 persen pada Juli 2022, dibanding Juli 2021. Biro Statistik Nasional (NBS) China menyatakan, harga nonmakanan naik 1,9 persen dari tahun sebelumnya, berkurang dari kenaikan 2,5 persen pada Juni.
Sedangkan jika dibanding Juni 2022, Indeks Harga Konsumen (IHK) yang menjadi pengukur inflasi, naik tipis 0,5 persen. Penyebabnya adalah kenaikan harga daging babi dan sayuran segar, serta faktor musiman.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :