> >

Harga Mie Instan Bakal Naik 3 Kali Lipat, Berikut Daftar Harga Terbaru di Warung

Ekonomi dan bisnis | 9 Agustus 2022, 15:06 WIB
Biji-biji gandum ditempatkan di atas bendera Ukraina dan Rusia dalam gambar ilustrasi yang dibuat pada 9 Mei 2022. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut, harga mie instan akan naik 3 kali lipat, karena pasokan gandum yang semakin terbatas imbas Perang Rusia-Ukraina. Syahrul mengatakan, kenaikan harga mie instan akan terasa lebih signifikan dari yang terjadi saat ini.

"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum ngga bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat," kata Syahrul dalam webinar yang diadakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Senin (8/8/2022).

"Saya bicara ekstrem aja, ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus," ucapnya.

Gandum adalah bahan baku untuk membuat mie instan. Ekspor gandum Rusia-Ukraina yang biasanya memasok hingga 40 persen kebutuhan dunia, kini tersendat akibat perang. Sesuai dengan hukum ekonomi, ketika pasokan berkurang namun permintaan tetap atau bahkan meningkat, maka harga gandum akan naik.

Baca Juga: Ukraina dan Rusia Akhirnya Sepakat Ekspor Gandum Dilanjutkan, tapi Tetap Saling Ancam

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang warganya banyak mengonsumsi mie instan. Indonesia juga memiliki perusahaan yang berstatus salah satu produsen mie intan terbesar di dunia, yaitu Indofood.

Selain dari Rusia dan Ukraina, Indonesia juga mengimpor gandum dari negara lain. Misalnya Australia. Namun karena pasokan bahan bakunya terbatas, otomatis harga mie instan di dalam negeri juga ikut naik.

Menurut Nita, seorang pemilik warung di perumahan Gardenia Cileungsi, Kab. Bogor, Jawa Barat, harga mie instan sudah naik sejak habis Lebaran Mei lalu.

"Udah lama dari habis lebaran baiknya. Dari satu kardus lebih dari Rp10.000 naiknya," kata Nita saat diwawancara Kompas TV, Selasa (9/8/2022).

Baca Juga: Indonesia Jadi Tujuan Utama Ekspor Gandum Ukraina, Neraca Dagang RI-Ukraina Terancam Defisit Lagi

"Dulu Indomie kuah sekitar Rp98.000 per kardus. Sekarang jadi Rp107.000 sampai Rp110.000 per kardus," ucapnya.

Untuk menyiasatinya, sekarang Nita sudah tidak lagi membeli dalam jumlah kardusan sebagai stok dagangan. Ia hanya membeli dalam jumlah satuan.

Nita juga menaikkan harga mie instan di warungnya. Untuk merek Indomie semua varian, ia menjual dengan harga sama yaitu Rp3.500 per bungkus.

"Untung paling Rp500 per bungkus. Belinya mahal kalau kardusan, terus suka disemutin kalau kelamaan disimpan enggak laku. Sekarang beli seperlunya saja terus disimpan di kulkas," ujarnya.

Aniek Sumiarsih, pemilik warung di Jalan Bukti, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, juga menaikkan harga jual mie instan. Dari yang tadinya Rp2.000-Rp2.500 per bungkus, sekarang menjadi Rp3.000-Rp3.500 per bungkus.

Baca Juga: Kemenhub Naikkan Tarif Ojek Online, Cek Besarannya!

"Indomie Goreng dan Kari Ayam dijual Rp3.500, lainnya dijual Rp3.000," ujar Aniek kepada Kompas TV.

Meski harganya naik, ia mengaku belum ada penurunan penjualan mie instan di warungnya. Menurut Aniek, karena kenaikannya tipis hanya Rp1.000 per bungkus.

"Enggak tahu nanti kalau beneran naik 3 kali lipat," ucapnya.

Selain Indomie, harga jual mie instan merek Supermie dan Sari Mie juga berkisar antara Rp3.000-Rp3 500. Kenaikan harga juga terjadi pada mie instan merek Sakura, yang biasanya dijual sebagai camilan anak-anak bersama sosis goreng.

Harga Mie Sakura di wilayah Kampung Makasar, Jakarta Timur, naik dari Rp1.200 menjadi Rp1.700 per bungkus.

Baca Juga: Saat Luhut Minta Utang China Jangan Sampai Mubazir hingga Sebut Utang RI Terkecil di Dunia

Untuk sebagian masyarakat, mie instan sudah seperti makanan pokok di waktu-waktu tertentu. Bahkan, ada masyarakat yang biasa mengonsumsi mie instan hingga 2 bungkus dalam sekali makan.

Ryan Gredy contohnya, seorang PNS di salah satu universitas negeri di Jakarta. Ryan yang merupakan seorang vegetarian, mengaku lebih sering mengonsumsi mie instan dibanding orang-orang lainnya.

Namun, ia bahkan tidak menyadari harga mie instan sudah naik

"Oh harganya naik ya? Saya malah enggak tahu," katanya saat ditanyai Kompas TV.

Sedangkan bagi Tia, seorang pegawai swasta yang bekerja di bilangan Blok M, mengaku tak masalah jika sampai mie instan naik 3 kali lipat.

"Sebagai pecinta mie instan yang kalau sekali makan 2 bungkus, enggak apa-apa kalau naik berapa kali lipat juga. Karena mie instan makanan paket lengkap, terus variannya banyak. Masih worth it kalau naik 3 kali lipat pun. Kita sudah bisa ngerasain semua cita rasa nusantara," tuturnya.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU