Nilai Tukar Rupiah Melemah, BI Optimistis Mampu Kendalikan Inflasi
Ekonomi dan bisnis | 21 Juli 2022, 22:13 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan nilai tukar rupiah per Kamis (20/7/2022) terdepresiasi 0,6 persen point per point (ptp) dibandingkan akhir Juni 2022.
Hal ini disebabkan karena tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, imbas pengetatan kebijakan moneter di berbagai negara.
“Nilai tukar rupiah mengalami tekanan yang meningkat sebagaimana juga dialami oleh mata uang lainnya di tengah ketidakpastian pasar global yang meningkat tinggi,” ungkap Perry dalam konferensi pers hasil rapat Dewan Gubernur BI, Kamis.
Baca Juga: Nilai Tukar Petani Hortikultura Melesat Naik 2,75 Persen, Tanaman Obat Merosot
“Nilai tukar pada 20 Juli 2022 terdepresiasi 0,6 persen point to point dibanding akhir juni 2022 namun dengan volatilitas yang terjaga,” sambungnya.
Dengan demikian, nilai tukar rupiah sampai hari ini terdepresiasi 4,9 persen year to date (ytd) dibandingkan akhir tahun 2021.
Angka ini dinilai relatif lebih baik ketimbang nilai tukar mata uang negara berkembang yang lainnya, seperti Malaysia, India, dan Thailand.
“Relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi sejumlah mata uang negara berkembang lainnya, Malaysia 6,4 persen, India 7,07 persen, dan Thailand 8,88 persen,” jelas Perry.
Meski nilai tukar rupiah melemah, Perry mengungkapkan, BI optimistis dapat mengendalikan inflasi dengan melakukan langkah-langkah stabilisasi.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Dibuka Melemah di Level Rp14.579 Jelang Rilis Data Inflasi BPS
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV