Harga TBS di Aceh Utara Hanya Rp600 per Kg, Petani Sawit Bingung karena Pupuk Juga Mahal
Ekonomi dan bisnis | 15 Juli 2022, 09:47 WIBACEH UTARA, KOMPAS.TV - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh Utara menyatakan, harga tandan buah segar (TBS) di tingkat pengepul di daerah itu kini hanya tinggal Rp600 per kilogram. Padahal sebelumnya masih Rp1.000 per kilogram.
Padahal pemerintah sudah mencabut larangan ekspor CPO dengan harapan harga TBS bisa membaik.
"Petani resah karena harga sawit anjlok drastis usai Lebaran Idul Adha menjadi Rp600 per kilogram. Padahal, sebelumnya sempat naik sejak pemerintah membuka mengizinkan ekspor CPO atau minyak mentah sawit," kata Ketua Apkasindo Aceh Utara Kastabuna seperti dikutip dari Antara, Jumat (15/7/2022).
Rendahnya harga TBS ditambah mahalnya harga pupuk, membuat petani kebingungan menutup biaya produksi.
Baca Juga: Warga Mengantre Untuk Mendapatkan Minyak Goreng Curah
"Petani juga resah tangki timbun di sejumlah pabrik kepala sawit di Aceh Utara sudah mulai penuh. Keresahan petani beralasan karena khawatir pabrik menghentikan pembelian TBS karena tangki CPO sudah penuh karena ekspor minyak mentah sawit belum dilakukan," ujarnya.
Saat ini beberapa pabrik sudah menghentikan operasionalnya. Ia pun meminta agar pemerintah mengupayakan percepatan ekspor CPO, sehingga permintaan terhadap TBS semakin tinggi.
"Apkasindo berharap Kementerian Perdagangan segera bertindak mempercepat proses ekspor CPO agar harga sawit kembali normal dan petani dapat kembali sejahtera," ucapnya.
Baca Juga: Harga TBS Sawit di Bengkulu Anjlok, Rp 750 per Kilogram
Muhammad Soleh, yang merupakan petani di Kabupaten Aceh Utara, mengatakan dirinya tidak bisa berbuat banyak atas anjloknya harga sawit. Murahnya harga TBS sawit membuatnya tidak mampu menutupi biaya yang dikeluarkan untuk perawatan dan upah pekerja.
"Biaya perawatan dan harga pupuk kini naik. Harga pupuk sawit paling murah Rp800.000 per karung. Untuk menekan biaya, kami mengurangi pemakaian pupuk, dari tiga kilogram menjadi dua kilogram per tanaman. Selebihnya, kami gunakan pakai pupuk cair atau pupuk kandang," tutur Muhammad.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Aceh Utara Lilis Indriansyah mengharapkan petani tetap merawat tanaman sawit di tengah anjloknya komoditas ekspor tersebut
"Kami juga minta pabrik membeli harga TBS sawit petani dengan harga yang mengacu pada peraturan Menteri Pertanian. Kami mengingatkan sanksi terhadap perusahaan yang melanggarnya," ucap Lilis.
Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Antara