> >

Demi Turunkan Harga Minyak, AS Ekspor Cadangan Minyak Strategisnya ke Eropa dan Asia

Ekonomi dan bisnis | 6 Juli 2022, 10:24 WIB
Bryan Mound Strategic Petroleum Reserve, sebuah fasilitas penyimpanan minyak, terlihat dalam foto udara di atas Freeport, Texas, AS, 27 April 2020. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat sudah mengekspor lebih dari lima juta barel minyak dari cadangan Strategic Petroleum Reserve (SPR), ke Eropa dan Asia pada bulan Juni 2022. Hal itu untuk menambah pasokan minyak global, hingga berdampak pada penurunan harga bensin.

Mengutip dari Antara, Rabu (6/7/2022), AS akan mengekspor minyak sekitar satu juta barel per hari. Ekspor direncanakan dilakukan hingga Oktober tahun ini. Meskipun, tindakan itu sudah menguras SPR, yang bulan lalu turun ke level terendah sejak 1986.

Saat ini, harga minyak mentah berjangka AS berada di atas 100 dolar AS per barel serta harga bensin dan solar di atas 5 dolar AS per galon di seperlima negara itu. Namun menurut para pejabat AS, harga minyak bisa lebih tinggi jika SPR tidak dikeluarkan.

"SPR tetap menjadi alat keamanan energi penting untuk mengatasi gangguan pasokan minyak mentah global," kata juru bicara Departemen Energi AS.

Baca Juga: Dollar AS Kian Perkasa, Euro Anjlok Karena Harga Gas Naik dan Ancaman Resesi

Minyak SPR yang diekspor berasal dari pengilangan minyak AS terbesar keempat, Phillips 66. Berdasarkan Bea Cukai AS, perusahaan itu mengirimkan sekitar 470.000 barel minyak mentah dari situs penyimpanan Big Hill SPR di Texas ke Trieste, Italia. Trieste adalah rumah bagi jaringan pipa yang mengirim minyak ke kilang-kilang di Eropa tengah.

 

Minyak yang diekspor juga berasal dari Atlantic Trading & Marketing (ATMI), cabang perusahaan minyak Prancis TotalEnergies. ATMI mengekspor 2 kargo masing-masing 560.000 barel.

Kargo minyak mentah SPR juga menuju ke Belanda dan ke kilang Reliance di India, serta China. Kemudian setidaknya satu kargo minyak mentah dari situs West Hackberry SPR di Louisiana akan diekspor pada Juli ini.

"Harga minyak mentah dan bahan bakar kemungkinan akan lebih tinggi jika (pelepasan SPR) tidak terjadi, tetapi pada saat yang sama, itu tidak benar-benar memiliki efek yang diasumsikan," kata Analis Minyak Utama Kpler Matt Smith.

Baca Juga: Jeff Bezos Kritik Joe Biden karena Minta Perusahaan Migas Turunkan Harga BBM

Presiden AS Joe Biden memang tengah berusaha keras mengatasi lonjakan harga bensin di negaranya, yang berdampak pada kenaikan harga barang-barang lainnya. Biden bahkan secara langsung meminta perusahaan migas AS, untuk menurunkan harga minyak produksi mereka.

Diharapkan, dengan memasok minyak cadangan ke Eropa, bisa menggantikan pasokan minyak Rusia.

Persediaan minyak mentah AS adalah yang terendah sejak 2004 karena kilang-kilang mendekati tingkat puncaknya. Kilang-kilang di pantai Teluk AS telah mencapai 97,9 persen pemanfaatan, yang terbesar dalam tiga setengah tahun.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU