Sulit Dapatkan BBM Bersubsidi, Ribuan Nelayan Muaragembong Tak Bisa Melaut
Ekonomi dan bisnis | 29 Juni 2022, 11:07 WIBBEKASI, KOMPAS.TV – Ribuan nelayan di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat tidak bisa melaut sejak sepekan terakhir. Hal ini disebabkan kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi dan pertalite.
"Di Desa Pantai Bahagia saja, ada 1.500 nelayan yang pendapatannya menurun drastis karena tidak bisa melaut lantaran tidak mendapatkan BBM bersubsidi," ungkap Sekretaris Desa Pantai Bahagia Ahmad Qurtubi di Kabupaten Bekasi, Rabu (29/6/2022), seperti dikutip dari Antara.
Dia menjelaskan, nelayan di wilayahnya membeli BBM di SPBU Batujaya, Kabupaten Karawang, tetapi pihak SPBU saat ini tidak bisa melayani mereka karena mengalami kelebihan penjualan dari sektor pertanian.
"Di Muaragembong tidak ada SPBU, jadi nelayan biasanya beli BBM bersubsidi di Batujaya Karawang, nah sekarang mereka kesulitan melaut karena tidak bisa mendapatkan BBM," imbuh Ahmad.
Pihaknya sebenarnya sudah mengajukan surat permohonan pembangunan SPBU khusus untuk nelayan kepada Dinas Pertanian, Pemkab Bekasi, dan BP Migas yang rencananya berlokasi di Desa Pantai Bahagia atau Desa Pantai Mekar namun hingga kini belum terealisasi.
Baca Juga: Beli BBM Bersubsidi 1 Juli Tak Harus Pakai Aplikasi MyPertamina, Lewat Website Juga Bisa
Adapun, nelayan yang menggunakn perahu jenis ketinting membutuhkan sekitar 10 liter pertalite per hari, sedangkan untuk perahu jenis jukung membutuhkan 30 hingga 40 liter solar per hari.
"Makanya kami minta supaya dibangun SPBU khusus untuk nelayan, karena tidak bisa melaut akan berdampak pada pendapatan nelayan," katanya.
Camat Muaragembong Lukman Hakim pun membenarkan bahwa hingga saat ini di wilayahnya tidak ada SPBU. Kondisi itu pun menjadi salah satu penyebab ribuan nelayan sulit melaut jika tidak bisa mendapat pasokan BBM bersubsidi dari SPBU Batujaya Karawang.
"Surat permohonan pembangunan SPBU akan kami sampaikan kembali ke Pak Pj (Penjabat) Bupati Bekasi, draft-nya sudah ada. Jadi memang alasan utamanya karena nelayan kesulitan mendapatkan BBM solar bersubsidi," katanya.
Selain permohonan pembangunan SPBU, pihak kecamatan juga mengusulkan untuk mengaktifkan kembali fasilitas penyalur BBM bersubsidi yang telah vakum lebih dari 10 tahun lamanya.
"Fasilitas penyalur BBM ini dulu sudah ada, tiba-tiba berhenti, tidak tahu sebabnya, ini supaya diaktifkan kembali. Jadi selain SPBU untuk umum, juga untuk nelayan, karena ini untuk perekonomian nelayan kami juga," jelasnya.
Baca Juga: Kapal Wisata Tenggelam di Perairan Komodo, Nelayan NTT Diminta Waspadai Gelombang Tinggi
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Antara