> >

Inflasi Tinggi, Amerika Serikat Diperkirakan Masuk Jurang Resesi Tahun Depan

Ekonomi dan bisnis | 22 Juni 2022, 10:16 WIB
Bank investasi Goldman Sachs memperkirakan peluang Amerika Serikat masuk resesi tahun depan jadi lebih besar, karena inflasi dan indikator ekonomi makro lainnya melemah. (Sumber: Tribunnews.com)

NEW YORK, KOMPAS.TV- Bank investasi Goldman Sachs menyatakan, kemungkinan Amerika Serikat untuk mengalami resesi tahun depan meningkat. Yaitu dari 15 persen menjadi 30 persen. Pasalnya, inflasi AS kian tinggi dan kondisi ekonomi makro (inflasi, nilai tukar dollar, harga minyak, dll) yang kurang bagus.

Apalagi, konflik Rusia-Ukraina diperkirakan belum akan selesai dalam waktu dekat.

"Kami sekarang melihat risiko resesi lebih tinggi dan lebih banyak di depan," kata ekonom Goldman Sachs seperti dikutip Antara, Rabu (22/6/2022).

Pernyataan itu keluar seminggu setelah Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan ke level tertinggi sejak 1994, untuk menahan lajunya inflasi.

Baca Juga: Joe Biden Akan Tangguhkan Pajak BBM, Harga Minyak Dunia Turun

Pihak Goldman melihat The Fed kewalahan mengatasi inflasi.

"Kami semakin khawatir bahwa kepemimpinan Fed telah menetapkan standar tinggi dan khusus inflasi untuk memperlambat laju pengetatan," ujar pihak Goldman.

Sedangkan untuk dua tahun ke depan, Goldman memperkirakan kemungkinan AS masuk resesi sebesar 38 persen, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 35 persen.

Baca Juga: Harga Emas Antam Rabu Ini Turun ke Level Rp 993.000 Per Gram

Proyeksi serupa juga dikemukakan oleh Bank Investasi Morgan Stanley, yang menyebut kemungkinan AS resesi naik menjadi 35 persen dalam 12 bulan ke depan.

"Pada titik ini, resesi tidak lagi hanya merupakan risiko tambahan, mengingat kesulitan Fed dengan inflasi," kata pihak Morgan Stanley.

Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto

Sumber : Antara


TERBARU