Sempat Tenar Awal Pandemi, Aplikasi Obrolan Suara Clubhouse PHK Karyawan
Ekonomi dan bisnis | 6 Juni 2022, 12:00 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV - Startup media sosial berbasis suara, Clubhouse, yang sempat terkenal saat pandemi lalu, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya. Manajemen Clubhouse menyatakan, PHK dilakukan sebagai bagian restrukturisasi dan pembenahan fokus bisnis perusahaan.
Mengutip dari Bloomberg, Senin (6/6/2022), selain PHK, ada juga sejumlah karyawan yang memilih mundur karena adanya pemotongan karyawan. Yaitu di bagian olahraga, berita dan internasional.
“Beberapa peran dihilangkan sebagai bagian dari perampingan tim kami, dan beberapa individu memutuskan untuk mengejar peluang baru. Kami terus merekrut untuk banyak peran di bidang teknik, produk, dan desain,” kata juru bicara Clubhouse.
Baca Juga: Startup PHK Ratusan Karyawan, Hary Tanoe: Hari-Hari Emas Startup Sudah Berakhir
Karyawan yang memilih resign dari Clubhouse adalah Nina Gregory, mantan editor National Public Radio yang bergabung dengan Clubhouse untuk mengepalai inisiatif kemitraan berita, Anu Atluru sebagai kepala komunitas, dan Aarthi Ramamurthy sebagai kepala internasional.
Lalu, Sean Brown sebagai kepala kemitraan olahraga dan Stephanie Simon yang bertanggung jawab atas pengembangan merek.
“Clubhouse tidak akan menjadi seperti sekarang ini tanpa orang-orang berbakat ini. Kami sangat berterima kasih atas semua yang telah mereka lakukan dan tahu bahwa mereka akan melakukan hal-hal hebat di masa depan,” tutur juru bicara Clubhouse.
Diluncurkan pada awal 2020, Clubhouse mendapatkan pendanaan besar hingga valuasinya mencapai 4 miliar dollar AS. Setelah itu, Clubhouse mulai menambah layanan dari menambahkan fitur seperti teks real-time dan streaming audio berkualitas tinggi.
Baca Juga: Setelah Zenius dan TaniHub, Giliran Link Aja PHK Ratusan Karyawan, Ini Alasannya
Chief Executive Officer Clubhouse Paul Davison beberapa waktu lalu membagikan statistik pengguna pada November 2021. Dia mengatakan ahwa jumlah kamar yang dibuat setiap hari telah meningkat dari 300,00 musim panas lalu menjadi sekitar 700.000 di musim gugur.
Clubhouse telah menginspirasi startup lain mengembangkan bisnis serupa. Bahkan perusahaan besar seperti Meta, Twitter dan Spotify, mereplikasi fungsi inti Clubhouse di aplikasi mereka.
Namun pembuat konten utama di Clubhouse juga mulai meninggalkan perusahaan itu. The Lullaby Club, yang disorot oleh berbagai publikasi sebagai kesuksesan awal, sekarang tampil di aplikasi audio langsung baru Amazon, Amp.
Clubhouse tenar saat pandemi karena memungkinkan orang-orang yang menjalani karantina, tetap terhubung secara sosial lewat aplikasinya. Bahkan bisa mendengarkan suara secara langsung saat tidak bisa bertemu langsung.
Baca Juga: Badai PHK Startup, ATSINDO: Wajar dan Normal untuk Perkuat Perusahaan
Aplikasi obrolan suara ini didirikan oleh Paul Davision dan Rohan Seth. Serta dikembangkan oleh perusahaan software Alpha Exploration Co dan dirilis pada Maret 2020 lalu.
Lewat aplikasi Clubhouse, pengguna bisa melakukan streaming audio, melakukan panggilan suara, hingga membuat acara dengan topik khusus yang dikemas mirip seperti podcast.
Sederhananya, Clubhouse merupakan platform untuk diskusi virtual dengan topik tertentu yang nantinya dapat disaksikan secara langsung oleh pengguna lainnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :