Penyakit PMK Merebak, DPR Minta Kementan Cari Vaksin Ke Perancis, Malaysia, Vietnam, dan Australia
Ekonomi dan bisnis | 3 Juni 2022, 12:59 WIB“Setahu saya you belum ada deal dengan Perancis untuk pembelian 3 juta. Jujur saja. Kalau memang nggak bisa di Prancis, di Malaysia ada nggak? Ada. Di Vietnam ada? Ada. Australia siap membantu. Gitu loh maksud saya. Jangan bilang beli di Prancis, wong Perancis belum jual kok," tegasnya.
Sudin juga meminta agar Kementan terbuka terkait penanganan PMK. Karena kondisi saat ini sudah mengkhawatirkan. Jika Kementan tidak punya anggaran untuk membeli vaksin, maka segera melakukan refocusing anggaran.
Baca Juga: Cara Mencegah Virus PMK pada Hewan Ternak Sapi dan Kambing
"Kan saya bilang kalau memang nggak ada anggaran, mumpung lagi raker ya refocusing. Anda kalah dengan Biofarma, sudah ke Brasil sebelum Anda. Jangan sampai ini komersial vaksin PMK, saya nggak mau. Saya setuju kalau refocusing kalau Anda jujur nggak ada anggaran," terang Sudin.
Sudin juga meminta agar pemerintah tetap menyiapkan kompensasi untuk peternak. Ia menyarankan sapi yang telah terkena penyakit PMK segera dimusnahkan dan pemerintah mengganti rugi atas sapi yang dimusnahkan tersebut.
Komisi IV DPR juga meminta pemerintah mengevaluasi importasi daging sapi/kerbau dari negara yang belum bebas penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Sapi perah udah anjlok produksinya 50 persen. Saya inginkan ayo kita sama-sama bagaimana solusinya," ucapnya.
Berdasarkan data Kementan, wabah PMK sudah menyebar ke 17 provinsi dan menjangkiti sekitar 40.000 hewan ternak. Namun, Kementan mengklaim wabah PMK sudah cukup terkendali lantaran banyak hewan ternak yang sembuh.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan bahwa jumlah kesembuhan PMK naik.
“Memang sebarannya bertambah, tapi jumlah kesembuhan sangat naik, jumlah kematian juga turun. Kami akan sajikan datanya. Total saat ini sekitar 40.000 [hewan ternak] saja dibandingkan dari jumlah ternak 17 provinsi sekitar 30 juta ternak. Kita sudah isolasi. Langkahnya jelas," ucap Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam rapat.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber :