> >

Dear GenZ, Jangan Ulangi 5 Kesalahan Keuangan Ini Ya

Ekonomi dan bisnis | 24 Mei 2022, 11:24 WIB
Ilustrasi Generasi Z atau kelompok masyarakat yang lahir setelah tahun 1995. (Sumber: Shutterstock)

2. Mengutamakan Lifestyle

Prita menilai, sebagai generasi yang katanya lebih liberal maka GenZ punya gaya hidup yang jauh lebih beragam. Saking beragamnya, malahan jadi kena Fear of Missing Out atau FOMO.

"Akibatnya ke Keuangan malah semakin berantakan, karena kita sibuk mengejar lifestyle yang bahkan bukan sesuatu yang kita sukai," tutur Prita.

Baca Juga: Simak Tips Terhindar dari Kejahatan Siber "Phising" yang Bisa Curi Data Pribadi

3. Tidak mindful dengan alasan self reward

Prita mengatakan,  hampir mirip dengan kakaknya si milenial, GenZ ini memasuki adulthood di masa-masa sulit yaitu pandemi beserta transisinya. Implikasinya, membutuhkan self reward sebagai status pencapaian atau motivasi.

Bahayanya adalah karena GenZ melakukan konsumsi sebagai bagian dari ekspresi dan kepuasan diri. Maka GenZ pun tak ragu membayar harga premium untuk mendapat personalized Products.

"Solusinya supaya mindful, adalah buat jatah belanja dan self reward. Misalnya Rp500.000 atau Rp1 juta di rekening playing. Dan hanya pakai rekening itu hanya untuk transaksi," jelasnya.

4. Tidak Punya Dana Darurat

Prita menekankan, dana darurat itu penting terlepas statusnya sudah menikah atau jomblo. Apalagi buat GenZ yang jadi tulang punggung keluarga, wah penting banget!

"Dana darurat itu bakalan bermanfaat banget untuk segala keperluan dadakan dan tidak terduga. Untungnya kita sudah balik ke aktivitas normal. Jadi dana darurat GenZ pun bisa kembali menjadi 3x pengeluaran rutin bulanan," terang Prita.

Baca Juga: Bingung Pilih Jenis Investasi Syariah buat Biaya Haji? Ini Tips dari OJK

5. Tidak Memiliki Aset Investasi

Prita menyampaikan, seseorang tidak mempunyai aset investasi jika memiliki pola pikir tidak ingin memikirkan pensiun karena merasa baru memulai karir. Atau belum memikirkan dana pensiun karena merasa tidak punya ilmu dalam menyisihkan dan mengelolanya.

"Start aja dari kecil tapi konsisten. Misalnya 3 persen atau 5 persen dari gaji kamu, masuk ke investasi. Enggak sadar, lama kelamaan saldo kamu akan bertambah," sebut Prita.

Ia menegaskan, melakukan kesalahan keuangan memang tidak apa-apa. Namun, jangan melakukannya berkali-kali.

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber :


TERBARU