Upaya Pengobatan Terus Dilakukan, Mentan Pastikan Stok Hewan Ternak Aman Jelang Idul Adha
Ekonomi dan bisnis | 19 Mei 2022, 11:42 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Merespon adanya wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK pada hewan ternak, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyatakan upaya pengobatan terus dilakukan.
Proses yang saat ini terus berjalan antara lain melakukan intervensi obat-obatan seperti vitamin, antibiotik dan termasuk obat herbal yang biasa dibuat dengan kearifan lokal daerah tertentu.
"Alhamdulillah yang dipakai ternyata penyembuhannya sangat cepat," ujar Syahrul lewat keterangan tertulis, Kamis (19/52022).
Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak ini, menurutnya, tidak memiliki pengaruh besar atau dampak buruk terhadap ketersediaan.
Dengan demikian, ia memastikan ketersediaan hewan ternak menjelang hari raya Idul Adha dalam kondisi yang cukup aman.
"Ketersediaan menghadapi Idul Qurban beberapa bulan ke depan semua sudah dalam proses persiapan yang sebaik-baiknya. Tentu kita juga berharap daerah-daerah yang terkena langsung melakukan lockdown," jelas Syahrul.
Baca Juga: Cegah Wabah PMK Meluas, Kementan Distribusikan Obat-obatan dan APD ke Beberapa Wilayah
Pengobatan terhadap hewan ternak yang terkonfirmasi positif PMK merupakan upaya pemerintah dalam merespon PMK secara cepat agar tidak menular terhadap hewan lainya.
Upaya penyembuhan hewan ternak yang terjangkit wabah PMK sudah dilakukan secara masif sehingga tingkat kematiannya bisa ditekan secara maksimal.
Syahrul juga menyebutkan, kebijakan lockdown dapat dilakukan oleh posko darurat cepat tanggap yang dikordinir langsung oleh para kepala daerah baik bupati maupun walikota. Posko tersebut nantinya akan terhubung langsung dengan Gubernur sampai pemerintah pusat.
Oleh karena itu, Ia meminta agar masyarakat tidak perlu panik karena pemerintah terus bekerja secara cepat.
Anggota Komisi IV DPR RI Sutrisno terkait ini, mengapresiasi upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam melakukan penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) secara cepat dan tepat. Menurutnya, upaya-upayanya dilakukan secara responsif hampir di semua daerah.
Meski demikian, Sutrisno meminta agar pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian untuk melakukan penelusuran dari mana wabah ini berasal. Kemudian, melakukan proteksi di semua kabupaten dan kota se-Indonesia.
"Perlu melakukan pemetaan dari mana sumbernya. Misalnya sapi yang positif PMK di Sumedang dikatakan berasal dari Purwakarta. Oleh karena itu Purwakarta segera dilakukan proteksi. Tentunya ke depan peningkatan pengawasan ini agar benar-benar dilakukan secara cepat," ujarnya.
Baca Juga: Pedagang Sapi di Gorontalo Keluhkan Aturan Karantina Ternak: Biaya Naik, Omset Penjualan Turun
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV