Greenpeace Hadang Kapal Pertamina yang Angkut Minyak Rusia
Ekonomi dan bisnis | 4 April 2022, 13:12 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Organisasi Nirlaba yang fokus pada isi lingkungan, Greenpeace, memblokir kapal Pertamina Prime di perairan Denmark, pada Kamis (31/3/2022). Kapal tersebut tengah membawa minyak asal Rusia.
Mereka menghalangi kapal tersebut karena invasi Rusia ke Ukraina dan menyerukan embargo ekspor migas dari Rusia. Pemblokiran dilakukan oleh 11 aktivis Greenpeace dengan berenang atau mengendarai kayak di perairan es di Frederikshavn, Denmark, agar kapal tersebut tidak bisa lewat.
"Pada pukul 11:00 (waktu setempat), para aktivis mulai memblokade supertanker Pertamina Prime, mencegah kapal lain Seaoath mendekatinya dan memblokir pengiriman minyak," kata juru bicara Greenpeace Emma Oehlenschlager seperti dilansir dari AFP, Senin (4/4/2022).
Greenpeace juga mengunggah aksi mereka di akun Twitter dan situs resminya. Beberapa dari mereka membawa spanduk yang menyerukan pemerintah untuk 'berhenti mengobarkan perang'. Mereka juga melukis lambung kapal dengan tulisan 'Perang Bahan Bakar Minyak'.
Baca Juga: Mumpung Murah, Pertamina Mau Beli Minyak Mentah dari Rusia
Sebelumnya Greenpeace sudah mencoba memblokade kapal-kapal tanker lainnya yang mengangkut minyak Rusia. Namun peristiwa ini adalah keberhasilan pertama mereka.
"Baru kali ini kami berhasil menghentikan pengiriman. Dalam kasus lain, kapal tanker dialihkan atau dipercepat," ujar Oehlenschlager.
"Mereka (para aktivis) sekarang akan mempertahankan blokade selama mungkin untuk memastikan kapal tidak bisa saling berdekatan untuk melakukan pengiriman," tuturnya.
Greenpeace juga mendesak Denmark menutup perairan mereka dari jalur pengiriman minyak Rusia. Hingga saat ini, layanan pelacakan yang diluncurkan oleh Greenpeace Inggris telah mengidentifikasi setidaknya 299 supertanker yang membawa minyak dan gas dari Rusia sejak awal invasi ke Ukraina pada 24 Februari, dan 132 di antaranya menuju ke Eropa.
Baca Juga: Naik ke 11 Persen, Menkeu Sri Mulyani: Dibanding Negara Lain, PPN Indonesia Rendah
Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto
Sumber :