> >

Pemerintah Masih Utang Rp109 T ke Pertamina dan PLN untuk Subsidi BBM-Listrik

Kebijakan | 29 Maret 2022, 06:23 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan pers tentang realisasi pelaksanaan APBN 2021 di kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (3/1/2022). (Sumber: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

"Ini yang disebut shock absorber, APBN mengambil seluruh shock yang berasal dari minyak dan listrik. Masyarakat tidak mengalami dampak namun APBN yang harus mengambil konsekuensinya," katanya.

Di sisi lain, naiknya harga minyak juga membuat penerimaan negara bukan pajak atau PNBP dari sumber daya alam, minyak dan gas, meningkat tajam. Yaitu sebesar 128,8 persen menjadi Rp15,5 triliun pada Februari 2022.

 "Kita sudah mencapai 18,1 persen dari target APBN karena adanya kenaikan ICP (Indonesian Crude Price)," ucap Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengungkapkan realisasi ICP dalam dua bulan terakhir meningkat cukup tajam. Rata-rata ICP Desember 2021 hingga Januari 2022 mencapai 79,63 dollar AS per barel atau naik 57,7 persen.

Baca Juga: Ini Daftar Barang/Jasa yang Bebas PPN 11 Persen Mulai 1 April 2022

"Namun, kita harus hati-hati walaupun harga naik, tetapi lifting kita menurun jauh di bawah target APBN," ujarnya.

Ia mencatat lifting minyak Januari 2022 sebesar 573.000 barel per hari, di bawah target APBN 703.000 barel per hari. Hal ini membuat Indonesia harus banyak mengimpor di tengah kenaikan harga minyak.

Sedangkan PNBP dari sumber daya alam minerba, termasuk batu bara, tumbuh 51,1 persen mencapai Rp7,1 triliun. Hal ini dipicu oleh kenaikan harga batu bara mencapai 49,3 persen menjadi 173,4 dollar AS per ton pada periode Januari-Februari 2022.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU