Tak Mau Didikte Tesla, Luhut: Indonesia Bukan Republik Pisang
Ekonomi dan bisnis | 25 Maret 2022, 11:25 WIBDia kemudian kembali menegaskan jika Tesla harus mengikuti syarat dari pemerintah Indonesia jika ingin berinvestasi, bukan sebaliknya.
Menurut penuturannya, ketentuan ini juga berlaku bagi perusahan dari negara lain yang ingin berinvestasi di Indonesia, termasuk China.
Adapun sejumlah syarat yang diminta pemerintah Indonesia kepada investor asing di antaranya transfer teknologi, teknologi yang ramah lingkungan, wajib mendidik tenaga kerja lokal, serta memberikan nilai tambah.
"Saya enggak mau kalau datang deal, jangan kau (Tesla) yang bikin syarat ke kami. Saya yang bikin syarat ke kamu karena itu yang saya lakukan kepada Tiongkok," ujarnya.
"Tidak pernah Tiongkok kasih syarat ke saya, saya (yang) kasih syarat. Kau mau nggak kalau kita harus B to B? Harus teknologi transfer, harus first class technology, harus yang ramah lingkungan. Dia bilang mampu, (jadi), oke deal," ujarnya.
Dalam kesempatan itu Luhut menuturkan bahwa kini Indonesia sudah memiliki kesepakatan bisnis dengan perusahaan baterai kendaraan listrik asal China dan Korea Selatan, yaitu CATL dan LG.
Keduanya diklaim memegang hampir 55 persen pasar baterai lithium dunia. Kerja sama dengan kedua perusahaan itu diyakini akan membuat Indonesia menjadi pemain global baterai lithium.
Terlebih pada tahun 2024, Indonesia ditargetkan akan mulai memproduksi lithium baterai.
Baca Juga: Dianggap Tidak Beralasan, Laporan Dugaan Gratifikasi Terhadap Luhut Ditolak Mentah-mentah
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Antara