> >

Jokowi Bakal Tetap Hentikan Ekspor Bahan Mentah: Digugat Terus di WTO Tidak Apa-apa

Ekonomi dan bisnis | 11 Maret 2022, 14:16 WIB
Presiden Jokowi saat memberi pengarahan dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret di Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (11/3/2022). (Sumber: Tangkap Layar kanal YouTube Universitas Sebelas Maret)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan akan terus melanjutkan kebijakan larangan ekspor tambang bahan mentah seperti bauksit, tembaga, dan timah.

Kepala Negara ini juga tak masalah jika kebijakan tersbut digugat oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Seperti diketahui, saat ini Indonesia juga tengah menghadapi gugatan WTO terkait larangan ekspor nikel mentah.

"Begitu kita stop ekspor bahan mentah nikel ya kita digugat oleh Uni Eropa, belum rampung sampai sekarang," kata Jokowi saat memberi pengarahan dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret di Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (11/3/2022).

"Tapi tidak apa-apa mesti belum rampung, tapi saya tetap memerintahkan bauksit tahun ini stop biar digugat, tahun depan tembaga atau timahnya biar digugat lagi. Enggak apa-apa digugat terus, belum tentu kita kalah, tapi belum tentu juga menang," ujarnya.

Menurut penjelasannya, kebijakan penghentian ekspor bahan mentah ini salah satu wujud dari keberanian mentransformasi ekonomi yang akan memberikan manfaat dan peluang jangka panjang demi stabilitas.

"Yang terpenting keberanian itu harus kita lalukan, kalau belum pernah kita coba maka kita tidak akan tahu menang atau kalah, betul atau tidak betul," ujarnya.

Kendati demikian dia mengeklaim bahwa penghentian ekspor nikel merupakan langkah yang tepat.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik, Jokowi: Kita di Sini Masih Tahan-tahan

Sebab, lanjut Jokowi kebijakan tersebut membuat nilai ekspor Indonesia bisa meningkat secara pesat.

Menurut pemaparannya, saat masih mengekspor nikel mentah Indonesia hanya menangguk pendapatan perdagangan sekira Rp15-20 triliun.

Namun sejak menerapkan kebijakan ekspor nikel dalam bentuk setengah jadi dan jadi, pada 2021 pendapatan perdagangan melonjak hingga Rp300 triliun. 

"Baru satu barang yang namanya nikel, padahal kita memliki bauksit, tembaga, timah, emas, dan komoditas-komoditas perkebunan dan pertanian lainnya," ungkap Jokowi.

"Kita stop ini (nikel) benar. Karena dari Rp15 triliun melompat menjadi Rp300 triliun tadi," ujarnya. 

Jokowi juga menegaskan, kebijakan menghentikan ekspor bahan mentah tidak membuat Indonesia jadi negara tertutup.

Indonesia, kata dia, tetap bersedia menjalankan kerja sama perdagangan dengan negara lain terkait bahan tambang mentah, asalkan ada arus balik berupa pembangunan industri di Tanah Air.

"Saya sampaikan saat G20 di Italia, Indonesia ini tidak tertutup, kita ini terbuka. Tapi, jangan di tempatmu terus dong (produksi)," kata Jokowi menegaskan.

Baca Juga: Jokowi: Pandemi Belum Rampung, Tambah Lagi Ada Perang, Semua Negara Pusing!

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU