Produsen Tempe Tahu Mogok Produksi Mulai Hari Ini, Apa Tuntutannya?
Ekonomi dan bisnis | 21 Februari 2022, 07:08 WIBAdapun, Ketua Perajin Tahu Tempe Kabupaten Lebak Liri (60) mengatakan, sekitar 450 perajin tahu tempe di daerah ini menghentikan kegiatan produksi selama tiga hari ke depan.
Tuntutannya, agar harga kedelai kembali normal, sehingga produksi berjalan dan bisa meraup keuntungan. "Kami minta harga kedelai diberikan subsidi oleh pemerintah seperti tahun 1980-an itu, " katanya, dilansir dari Antara.
Hal serupa juga diungkapkan Sutari (45), warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak, ia mendukung aksi mogok yang dilakukan perajin tahu tempe agar mendapatkan perhatian pemerintah karena hingga saat ini harga kedelai masih tinggi.
Bahkan, hampir setiap hari harga kedelai impor di pasaran melonjak, sehingga perajin tempe terancam gulung tikar.
"Kami sendiri kini berjualan tempe merugi akibat tingginya harga kedelai," katanya.
Terkait hal ini, Wakil Ketua MPR Syarief Hasan meminta pemerintah untuk serius terhadap kemandirian pangan, salah satunya kedelai yang saat ini harganya naik.
"Saya kira pemerintah harus serius soal kemandirian komoditas kedelai ini dan menjaga iron stock untuk menjamin supply," kata Syarief dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/2/2022).
Menurutnya, kedelai yang merupakan bahan dasar tahu dan tempe mengandalkan impor, sehingga harga kedelai ini sangat bergantung pada dinamika pasar global. "Inilah yang membuat harganya sangat fluktuatif dan mempengaruhi perajin tahu dan tempe di Indonesia. Pemerintah harusnya punya mitigasi dan strategi yang tepat menyikapi hal ini," ungkapnya.
Kenaikan harga kedelai yang terjadi sekarang diduga karena tingginya permintaan dari China sebagai konsumen kedelai terbesar di dunia. Namun, pasokan dari produsen kedelai terbesar yakni AS dan Brasil terjadi kelangkaan karena kegagalan panen.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/kompas.com/antara