> >

Minyak Goreng dari Produsen Tak Kunjung Datang, Pedagang Pasar di Banyumas Sulit Sesuaikan Harga

Ekonomi dan bisnis | 8 Februari 2022, 16:40 WIB
Salah seorang pedagang di Pasar Manis, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Icuk terpaksa menjualkan minyak goreng kemasan milik pedagang lain meskipun hanya satu bungkus agar ada stok di kiosnya. (Sumber: Kompas.TV/Ant)

PURWOKERTO, KOMPAS.TV – Pedagang di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, masih kesulitan menyesuaikan harga minyak goreng.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas Retno Wulandari.

Dari kebijakan pemerintah, ada tiga harga minyak goreng yang sudah ditentukan. Namun, pedagang di pasar tradisional belum bisa menyesuaikan, khususnya yang curah.

“Kan ada tiga harga, minyak goreng curah itu Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (8//2/2022), dilansir dari Antara.

Pedagang di pasar tradisional belum bisa menyesuaikan harga eceran tertinggi minyak goreng curah yang sebesar Rp11.500 per liter karena harga dari distributor juga masih tinggi sehingga mereka masih menjualnya di kisaran Rp19.000 per liter.

Sementara untuk minyak goreng kemasan premium, ada beberapa pasar tradisional di wilayah kota Purwokerto yang bisa menyesuaikan dengan harga yang ditetapkan pemerintah, yakni sebesar Rp14.000 per liter.

"Kalau yang di pusat perbelanjaan atau toko swalayan sudah bisa menyesuaikan harga yang ditetapkan pemerintah. Cuma stoknya yang agak kesulitan dan mungkin itu terjadi di semua kabupaten/kota," katanya.

Baca Juga: Wacana Pembentukan Tim Pengawas Atasi Dugaan Kartel Minyak Goreng

Bahkan, stok minyak goreng di beberapa toko swalayan saat sekarang sudah kosong. Terkait ini, Retno mengatakan, Dinperindag Kabupaten Banyumas akan terus memantau perkembangan ketersediaan minyak goreng di pasaran dan melaporkannya ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah maupun pemerintah pusat.

"Jadi kalau ada permasalahan atau kelangkaan, kami sampaikan ke hotline minyak goreng," katanya.

Minyak goreng tak kunjung datang

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Antara


TERBARU