> >

Program Warm Up Vacation Bali, Turis Karantina di Hotel Tapi Bisa Main ke Pantai

Ekonomi dan bisnis | 8 Februari 2022, 08:13 WIB
Pekerja melintas di area Terminal Internasional yang lengang di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu (2/2/2022) (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menghadirkan program Warm Up Vacation, untuk turis asing atau pelaku perjalanan luar negeri yang akan ke Bali.

Warm Up Vacation ini membolehkan turis asing menjalani karantina dalam hotel dengan sistem bubble, sehingga dapat membantu perekonomian daerah setempat.

Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya mengatakan, program ini memungkinkan seseorang dapat beraktivitas di area bubble yang khusus disiapkan oleh pengelola hotel, bukan hanya terbatas di kamar saja.

“Harapannya program ini membangun kepercayaan pasar bahwa Bali memang sudah siap untuk wisman. Warm Up Vacation ini karantina yang tidak terasa karantina,” kata Nia dalam Weekly Press Briefing, Senin (7/2/2022).

Baca Juga: Alasan Sandiaga Uno Buka 4.000 Restoran Indonesia di Luar Negeri

Program tersebut ditawarkan, seiring kembali aktifnya penerbangan internasional ke Bali sejak Jumat (4/2). Paket Warm Up Vacation diharapkan membuat PPLN tidak merasa menjalani karantina terbatas oleh ruang, namun lebih merasa sedang menjalani persiapan liburan di Bali.

“Jadi bisa beraktivitas di luar kamar, tidak semua hotel siap dengan program itu. Sekarang baru 5 hotel yang sudah siap dan ada 447 kamar,” tutur Nia.

Kelima hotel tersebut ialah Grand Hyatt Nusa Dua dan Westin Resort yang keduanya berada di Nusa Dua, Griya Santrian di Sanur, Viceroy di Ubud, dan Royal Tulip di Jimbaran.

Nia mengungkapkan, harga paket yang ditawarkan berkisar antara Rp10 juta-Rp 15 juta untuk 5 hari 4 malam, termasuk makan 3 kali sehari dan layanan untuk semua aktivitas.

Baca Juga: Medical Tourism, Strategi Bangkitnya Pariwisata Bali

Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto

Sumber :


TERBARU