Harga Sembako Melonjak, Jurus Jitu Operasi Pasar Kembali Digelar
Ekonomi dan bisnis | 29 Desember 2021, 22:10 WIBBOGOR, KOMPAS.TV - Harga beberapa jenis sembako mengalami lonjakan menjelang akhir tahun. Agar harga bahan-bahan pangan kembali murah, pemerintah meluncurkan operasi pasar.
Melansir ekon.go.id, secara nasional harga bahan pangan mengalami kenaikan pada tanggal 28 Desember 2021.
Akibatnya, harga minyak goreng kemasan rata-rata sebesar Rp20.350,- per kg, telur ayam ras Rp29.500,- per kg, dan cabai rawit merah Rp.96.400,- per kg.
Baca Juga: Kenalkan Batik Indonesia ke Masyarakat Amerika Lewat Lomba Desain, Bisa Ungkit Ekonomi
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melakukan beberapa kebijakan dan langkah taktis, salah satunya dalam bentuk operasi pasar.
“Pemerintah terus berupaya menstabilkan harga dan membantu masyarakat memenuhi kebutuhan sembako melalui operasi pasar terutama menjelang Tahun Baru 2022,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat meninjau secara langsung operasi pasar di Pasar Cileungsi, Kabupaten Bogor, Rabu (29/12/2021).
Pada acara operasi pasar tersebut, Menko Airlangga juga berdialog dengan para pelaku usaha dan beberapa pedagang pasar setempat.
Momentum operasi pasar sembako ini juga dimanfaatkan masyarakat di sekitar Pasar Cileungsi untuk mendapatkan minyak goreng, telur ayam ras, cabai, bawang merah, bawang putih dengan harga yang terjangkau.
Dalam pelaksanaan operasi pasar tersebut, tetap diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan menghindari kerumunan warga.
Masyarakat mengapresiasi operasi pasar yang dilakukan oleh Pemerintah di Pasar Cileungsi tersebut.
Selain harga pangan, kenaikan harga pupuk juga menjadi perhatian. Menko Airlangga juga melakukan peninjauan ke salah satu kios pupuk untuk memastikan ketersediaan pupuk bagi petani.
LPG dan BBM
Selain harga sembako, masyarakat juga menghadapi kenaikan harga LPG hingga rencana penghapusan Bahan Bakar Minyak (BBM) premium dan pertalite di akhir tahun ini.
Pada Sabtu (25/12/2021), Pertamina secara resmi telah menaikkan harga LPG nonsubsidi.
Baca Juga: Pusat Studi Energi Dukung Rencana Penghapusan BBM Jenis Premium dan Pertalite, Ini Alasannya
Kenaikan rentang harga LPG bervariasi antara Rp1.600 - Rp2.600 per kilogram. Pertamina menyatakan, kenaikan itu lantaran harga Contract Price Aramco (CPA) elpiji yang sudah naik terus-menerus sepanjang tahun ini.
Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading Irto Ginting mengatakan, kenaikan harga LGP terakhir kali diterapkan pada 2017.
Sebelum dinaikkan, harga elpiji non subsidi Pertamina yakni sekitar Rp11.500 per kilogram per 3 November.
Menurutnya, harga itu lebih murah dibanding Vietnam sekitar Rp23.000 per kilogram, Filipina Rp26.000 per kilogram, dan Singapura sekitar Rp 31.00 per kilogram.
Di sisi lain, Pemerintah tengah bersiap untuk menghilangkan atau menghapus jenis bahan bakar minyak (BBM) premium dan pertalite mulai 2022.
Melansir situs resmi ESDM, penghapusan dua jenis BBM itu dilakukan pemerintah dalam rangka mengurangi emisi rumah kaca dengan mendorong penggunaan BBM yang ramah lingkungan.
BBM yang dinilai ramah lingkungan yakni memiliki nilai oktan atau Research Octane Number (RON) di atas 91. Sementara, premium memiliki RON 88, dan pertalite memiliki RON 90.
Baca Juga: Rachmat Mundur, Bukalapak Tunjuk Willix Halim Jadi Plt Direktur Utama Sementar
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Iman-Firdaus
Sumber : econ.go.id