> >

Gurita Indonesia Jadi Komoditas Ekspor Primadona, Pemerintah Genjot Pengiriman ke AS dan Jepang

Ekonomi dan bisnis | 16 Desember 2021, 22:14 WIB
Pekerja PT Perindo melakukan pengemasan sebelum diekspor ke mancanegara. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

SURABAYA, KOMPAS.TV – PT Perikanan Indonesia (Persero) tengah menggenjot ekspor perikanan atau hasil laut ke Amerika Serikat (AS) dan Jepang pada Desember 2021. Upaya ini merupakan wujud kontribusi BUMN Perikanan usai merger dengan PT Perikanan Nusantara.

"Perseroan melakukan dua ekspor produk laut yang sama, namun dengan dua negara tujuan yang berbeda yaitu, Jepang dan AS," jelas Direktur Utama PT Perikanan Indonesia (Perindo) Sigit Muhartono dalam siaran persnya, Kamis (16/12/2021).

PT Perindo mengekspor whole octopus atau gurita utuh ke dua negara tujuan tersebut melalui dua kantor cabangnya. Cabang Belawan akan mengekspor ke Jepang dan Cabang Makassar ke AS. Keduanya ditempuh melalui jalur laut ke masing-masing negara tujuan.

PT Perindo memberangkatkan 2 kontainer gurita dengan total kapasitas 43 ton dari Makassar ke AS. Ini merupakan kontainer ke-11 yang diekspor ke negara tersebut sepanjang 2021.

Sedangkan, ekspor gurita ke negeri Sakura sebanyak 1 kontainer yang berkapasitas 15 ton. Proses ekspor ini akan berlanjut setiap bulan hingga 2022.

Baca Juga: Seekor Gurita Marah Cambuk Pria di Pantai Australia, Tentakelnya Membekas di Lengan sampai Leher

Sigit mengatakan, octopus atau gurita masih diburu dan kian diminati di mancanegara dan merupakan produk asli hasil tangkapan nelayan langsung di sejumlah lokasi, antara lain di perairan Simeulue Aceh, perairan Sinjai, perairan Bulukumba dan perairan Selayar di Sulawesi.

Bahkan, Direktur Operasional PT Perikanan Indonesia (Persero) Sugi Purnoto menyebut, gurita asli perairan di Indonesia masih menjadi primadona sebagai komoditas ekspor.

Pasalnya, gurita asal Indonesia mempunyai kualitas yang mumpuni karena perusahaan bermitra langsung dengan nelayan yang menerapkan sistem one day fishing. Nelayan di perairan Simeulue, Aceh menerapkan sistem ini.

Artinya, nelayan yang berangkat pagi akan membawa hasil tangkapan gurita pada sore hari untuk selanjutnya diproses sebagai komoditas ekspor PT Perindo.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Antara


TERBARU