Kritik Anwar Abbas ke Pemerintahan Jokowi: Kesenjangan Ekonomi Semakin Terjal
Ekonomi dan bisnis | 10 Desember 2021, 22:24 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas di hadapan Preisden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kritik terkait kesenjangan ekonomi dan sosial yang dinilai semakin terjal.
Anwar menyebut pemerintah hanya berhasil menyejahterakan masyarakat dengan usaha besar, menengah, dan kecil saja.
Sementara masyarakat yang berada di level usaha mikro dan ultra mikro, lanjut dia, dinilai belum begitu terjamah pendanaan perbankan.
Adapun pernyataan ini disampaikannya saat memberikan sambutan Pembukaan Kongres Ekonomi Umat II, di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (12/10/2021).
"Saya rasa pemerintah kita sudah berhasil menyejahterakan rakyatnya, tapi rakyat yang sudah bisa tersejahterakan dan disejahterakan oleh pemerintah tersebut kebanyakan mereka-mereka yang kalau kita kaitkan dengan dunia usaha, itu mereka-mereka yang ada di kelompok usaha besar, dan menengah serta usah kecil," kata Anwar.
"Sementara mereka-mereka yang berada di level usaha mikro dan ultra mikro, itu tampak oleh kita belum begitu terjamah, terutama oleh dunia perbankan. Sehingga akibatnya kesenjangan sosial dan ekonomi di tengah-tengah masyarakat kita tampak semakin terjal," tegasnya.
Sebab itu, menurutnya, pemerintah seharusnya dapat memperhatikan usaha mikro dan ultra mikro yang jumlahnya lebih besar dari usaha besar.
Lebih lanjut, Anwar yang mewakili Ketua Umum MUI KH Miftachul Akhyar karena berhalangan hadir pada acara tersebut, memaparkan mengenai data kelompok usaha di Indonesia.
Baca Juga: Istana Buka Suara Usai Seorang Kakek Lempar Gulungan Kertas ke Jokowi di Lumajang
"Jumlah usaha besar cuma besarnya hanya 0,01 persen dengan jumlah pelaku usaha 5.550 dengan total aset di atas 10 miliar. Usaha menengah besarnya adalah 0,09 persen, dengan jumlah pelaku usaha 60.702. Dengan total aset lebih dari Rp50 juta dan usaha kecil besarnya 1,22 persen dengan jumlah pelaku 783.132 dan total aset di atas Rp50 juta," jelasnya.
Dari data tersebut diketahui mereka yang sudah terperhatikan oleh pemerintah dan dunia perbankan sekitar 1,32 persen atau sekitar 849.334 pelaku usaha.
Sementara kelompok usaha mikro dan ultra mikro di Tanah Air mencapai angka 98,68 persen dengan jumlah pelaku usaha, yaitu sekitar 63,3 juta pelaku. Di mana total asetnya sama dan atau di bawah Rp50 juta.
"Dan itu boleh dikatakan tidak dan atau belum terurus oleh kita secara bersama-sama dengan baik, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh kita," ujarnya.
Anwar mengatakan kesenjangan ini akan berbahaya jika terus berlangsung karena akan mengganggu stabilitas kesatuan bangsa.
Sebab itu, dia meminta kepada pemerintah agar usaha mikro dan ultra mikro dapat digarap dengan baik. Mengingat, bila kelompok ini diperhatikan maka daya beli masyarakat secara agregat juga akan naik signifikan.
“Perlu langkah afirmatif dari pemerintah berupa kebijakan yang lebih kuat agar mengubah situasi ini. Sehingga masyarakat lapis bawah bisa tertolong terutama mereka yang berada di kelompok usaha mikro dan ultra mikro," ujar Anwar.
Pemerintah, kata dia, perlu mendampingi, membantu, memfasilitasi permodalan, proses produksi, pemasaran, sampai manajemen.
Dengan langkah afirmatif dari pemerintah itu, Anwar meyakini, apapun yang nanti diproduksi oleh pelaku usaha mikro dan ultra mikro akan diterima pasar dengan baik. Sehingga ekonomi Indonesia secara keseluruhan akan semakin menggeliat dan berkembang.
Baca Juga: Kata Mahfud Soal Pernyataan Indonesia Bubar Jika MUI Lenyap dari Waketum MUI Anwar Abbas
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV