Semeru Meletus, Hasil Pertanian dari Lumbung Pangan Jatim Terganggu
Ekonomi dan bisnis | 6 Desember 2021, 07:32 WIBSURABAYA, JAWA TIMUR - Bencana alam meletusnya Gunung Semeru berdampak pada sektor ekonomi. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto mengatakan, salah satu yang paling terdampak adalah sektor pertanian di Kabupaten Lumajang yang merupakan lumbung pangan Jawa Timur.
5 Sektor ekonomi lainnya yang terdampak adalah perkebunan, pertanian, peternakan, perdagangan, pertambangan serta pariwisata.
"Dampaknya pada ekonomi cukup besar, karena Lumajang termasuk lumbung pangan Jatim, di sana banyak komoditas pertanian dan perkebunan yang menjadi komoditas andalan, di antaranya padi, kopi, tembakau, jagung, cabe dan tebu," kata Adik seperti dikutip Antara, Senin (6/12/2021).
Baca Juga: Sapuan Awan Panas Gunung Semeru Batalkan Pertemuan Anak Perantau dan Ibunya
Sementara untuk Kabupaten Malang hasil bumi yang terdampak adalah panen sayuran, buah, dan bunga.
"Begitu juga dengan sektor peternakan dan pertambangan. Sebab, potensi peternakan Lumajang dan Malang juga cukup besar. Selain penggemukan sapi, di sana juga banyak populasi sapi perah yang menjadi pemasok beberapa industri susu besar," lanjutnya.
Lalu untuk pertambangan, penambangan pasir di kaki Semeru di Lumajang juga terhenti saat ini. Adik menyebut, Pasir Lumajang biasanya disuplai ke beberapa daerah di Jawa Timur. Namun berhentinya penambangan pasir hanya sementara, karena justru akan bertambah banyak setelah letusan.
Baca Juga: Dalam Setahun Catat Transaksi Rp1.000 T, Ini Syarat dan Cara Jadi Agen BRILink
"Pasir Lumajang terkenal memiliki kualitas bagus dan dikirim ke beberapa daerah di seluruh Jatim seperti Surabaya, Sidoarjo dan lainnya. Tetapi setelah adanya letusan, produksinya pasti akan melimpah," tutur Adik.
Kadin Jawa Timur belum bisa memastikan berapa jumlah kerugian dari 6 sektor tersebut. Lantaran dampak letusan belum berhenti. Saat ini, Kadin Jawa Timur juga tengah fokus menggalang bantuan dan ikut serta dalam penanganan bencana.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Antara