Sri Mulyani Blak-blakan Alasan Kereta Cepat Pakai Uang Negara
Ekonomi dan bisnis | 11 November 2021, 09:51 WIBTadinya modal awal itu menjadi kewajiban 4 BUMN anggota konsorsium proyek KCJB. Namun, mereka sedang kesulitan keuangan sehingga dibantu menggunakan uang rakyat.
Rinciannya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) senilai Rp440 miliar, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk senilai Rp240 miliar, PT Jasa Marga (Persero) Tbk senilai Rp540 miliar dan PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) senilai Rp3,1 triliun.
Bahkan PTPN VIII awalnya menawarkan lahan mereka di daerah Walini Kabupaten Bandung Barat sebagai setoran modal awal. Namun hal itu tidak disetujui oleh konsorsium.
“Sehingga PMN Rp4,3 triliun ini yang diperlukan untuk base equity capital,” kata Didiek pada Selasa (19/10/2021).
Baca Juga: Enggak Mempan Dibor, Terowongan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diledakkan
Biaya pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung membengkak 1,9 miliar dollar AS atau Rp27 triliun rupiah (kurs Rp14.300). Sehingga, dana yang diperlukan meningkat, dari 6,07 miliar dollar AS atau Rp85 triliun menjadi 7,97 miliar dollar AS atau Rp113 triliun.
Kebutuhan penambahan biaya proyek paling banyak terjadi pada biaya konstruksi sekitar 600 juta dollar AS hingga 1,25 miliar dollar AS dan pembebasan lahan sebesar 300 juta dollar AS.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas.com