> >

Kemenkes Terus Evaluasi Harga PCR demi Cegah Masuk Kepentingan Bisnis

Kebijakan | 8 November 2021, 09:16 WIB
Ilustrasi tes polymerase chain reaction (PCR). Pemerintah rencana akan evaluasi tes PCR ini (Sumber: Kompastv/Ant)

Nadia pun membuat perbandingan mengapa harga PCR sempat mahal sekali. Ia mencontohkan harga masker dan APD yang sempat melambung tinggi di awal pandemi. Lantaran pasokan terbatas namun permintaannya sangat banyak. 

Tapi sekarang harga sudah murah seiring kondisi penanganan Covid yang semakin membaik dan melimpahnya pasokan. 

Begitu juga yang terjadi dengan PCR. Awalnya hanya ada 30 produsen reagen yang ada di Indonesia. Namun saat ini sudah terdapat lebih dari 200 jenis reagen Swab RT-PCR yang masuk ke Indonesia dan mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan dengan harga yang bervariasi. 

"Artinya sudah terjadi persaingan variasi dan harga untuk komponen reagen Swab RT-PCR," ucapnya. 

Baca Juga: Luhut dan Erick Thohir Diduga Terkait Bisnis PCR, GP Ansor: Banyak Orang Iri

Nadia melanjutkan, swab RT-PCR masih menjadi "gold standar" dalam mendiagnosis kasus Positif Covid-19. Tidak hanya di Indonesia, namun juga pada level internasional. Kebutuhan akan pemeriksaan RT-PCR didorong oleh peningkatan pemeriksaan spesimen di Indonesia, di mana angka positivity rate di Indonesia saat ini sudah di bawah 0,4 persen dari standar yang ditetapkan WHO.

''Semakin cepat kasus positif ditemukan, semakin cepat dapat dipisahkan dari orang yang sehat, tentunya ini dapat mencegah penyebarluasan virus Covid-19 di dalam masyarakat,'' kata Nadia. 

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU