Indonesia Jadi Target 741 Juta Serangan Siber, Perbankan Rugi Rp246 Miliar
Ekonomi dan bisnis | 26 Oktober 2021, 20:59 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut keamanan siber menjadi salah satu tantangan besar bagi sektor jasa keuangan. Hal ini akibat ratusan juta serangan siber menyasar keamanan sistem informasi nasional yang rentan.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Teguh Supangkat membeberkan, sektor jasa keuangan selama ini menghadapi banyak serangan siber.
Hal ini tercermin dari jumlah insiden serangan siber yang dialami sektor perbankan setiap tahunnya di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Bedasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), jumlah serangan siber yang terjadi di Indonesia saja selama Januari hingga Juli 2021 mencapai 741,4 juta insiden.
Baca Juga: Perang Hacker Indonesia vs Brazil, Pengamat Ingatkan Jangan Dianggap Remeh
Sektor pemerintahan menjadi target teratas serangan siber, terutama dalam bentuk malware. Sektor keuangan di peringkat kedua sasaran teratas serangan siber.
Menurut Teguh, potensi risiko dan serangan siber ini akan semakin meningkat seiring dengan pesatnya peningkatan penyediaan layanan perbankan secara digital.
Sementara, hasil kajian Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan sektor jasa perbankan mengalami rata-rata kerugian mencapai 100 miliar dolar AS atau setara Rp1.420 triliun (asumsi kurs Rp14.200 per dolar AS) tiap tahunnya di seluruh dunia akibat serangan siber.
"Selama beberapa tahun terakhir, risiko dari ancaman dan insiden siber telah muncul sebagai isu yang berkembang di sektor perbankan," ujar Teguh pada Selasa (26/10/2021), dikutip dari Kompas.com.
Di Indonesia saja, bank-bank umum mengalami kerugian riil mencapai Rp246,5 miliar pada periode semester I-2020 hingga semester I-2021 akibat kejahatan siber.
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Kompascom