Enggak Mempan Dibor, Terowongan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diledakkan
Ekonomi dan bisnis | 13 Oktober 2021, 10:38 WIBPSBI terdiri dari PT Wijaya Karya Tbk, PT Jasa Marga Tbk, PT Perkebunan Nusantara III, dan PT KAI. Menurut Kementerian BUMN, 4 perusahaan plat merah itu sedang kesulitan keuangan akibat pandemi Covid-19.
Mulai dari volume pengguna jalan tol yang berkurang, penumpang kereta api juga sepi karena pembatasan kegiatan masyarakat, serta restrukturisasi utang Rp43 triliun yang baru saja dilakukan PTPN III.
Kondisi itu menyebabkan PSBI tidak bisa menyetor modal awal senilai Rp4,3 triliun untuk proyek tersebut. Seharusnya setoran modal awal itu sudah dilakukan pada Desember 2020.
Akibat keterlambatan tersebut, salah satu konsekuensi yang mungkin terjadi adalah BUMN dari China sebagai salah satu sponsor juga akan menunda setoran modal.
Baca Juga: Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak 20%, RI Mau Nego Saham dengan China
Di sisi lain, pemerintah Indonesia ingin agar proyek itu cepat selesai dan segera beroperasi sesuai target awal, yaitu 2023.
"Sehingga kami dari pemerintah, karena ini Proyek Strategis Nasional (PSN) maka harus kita dukung," ucap Septian.
Seiring dengan masuknya uang negara ke proyek kereta cepat, pimpinan proyek itu juga berganti. Yaitu dari Wijaya Karya menjadi KAI. Karena KAI lebih berpengalaman dengan sektor perkeretaan.
"Jadi kita tidak hanya melihat financial return atau IRR, tapi economic benefit yang kita lihat akan signifikan. Kalau negara masuk menurut kami itu diperbolehkan, dan sudah diakomodasi dari Perpres, yang paling penting adalah struktur governance. Makanya harus ada proses audit," kata Septian.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :