Pelindo Resmi Merger: Aset Rp112 T hingga Jadi Operator Peti Kemas Terbesar Dunia
Bumn | 4 Oktober 2021, 06:49 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Holding BUMN pelabuhan akhirnya resmi terbentuk, dengan ditandatanganinya Akta Penggabungan empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) layanan jasa pelabuhan.
Yaitu PT Pelabuhan Indonesia I, PT Pelabuhan Indonesia III, dan PT Pelabuhan Indonesia IV, melebur ke dalam PT Pelabuhan Indonesia II yang menjadi surviving entity.
Setelah merger, nama holding pelabuhan menjadi PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo.
Penandatanganan Akta Penggabungan dilakukan oleh Direktur Utama Pelindo I Prasetyo, Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono, Direktur Utama Pelindo III Boy Robyanto, dan Direktur Pelindo IV Prasetyadi, serta disaksikan oleh Wakil Menteri II BUMN, Kartika Wirjoatmodjo pada Jumat (1/10/2021).
Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, merger dilakukan setelah Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2021 Tentang Penggabungan PT Pelindo I, III, dan IV ke dalam PT Pelabuhan Indonesia II.
Baca Juga: Pelindo I - IV Merger 1 Oktober, Biaya Pengiriman Barang Jadi Lebih Murah
“Merger ini adalah langkah penting dalam rangka peningkatan value creation bagi BUMN pelabuhan. Inisiatif ini memiliki tujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kepelabuhanan nasional,” kata pria yang akrab disapa Tiko itu, dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin (4/10/2021).
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan setelah penandatanganan Akta, Kementerian BUMN selaku pemegang saham menetapkan jajaran Komisaris dan Direksi PT Pelindo.
Komisaris Independen (Plt Komisaris Utama): Marsetio
Komisaris Independen: Irma Suryani Chaniago
Komisaris Independen: Heru Sukanto
Komisaris: Antonius Ranier Haryanto
Komisaris: R. Agus H. Purnomo
Komisaris: Didi Sumedi
Komisaris: Sudung Situmorang
Direktur Utama: Arif Suhartono
Wakil Direktur Utama: Hambra
Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko: Mega Satria
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum: Ihsanuddin Usman
Direktur Strategi: Prasetyo
Direktur Investasi: Boy Robyanto
Direktur Pengelola: Putut Sri Muljanto
“Semoga terwujudnya legal merger Pelindo memberikan optimisme kepada masyarakat Indonesia, bahwa kepelabuhanan nasional akan terus tumbuh dan pada akhirnya dapat bersaing dengan pemain besar pelabuhan dunia,” ujar Tiko.
Baca Juga: BUMN Ini Mau Dibubarkan Erick Thohir, Pekerja: Istaka Bukan BUMN Hantu
Kini, PT Pelindo memiliki aset sebesar Rp112 triliun serta peoyeksi pendapatan Rp28,6 triliun per tahun. Sebagai induk holding BUMN pelabuhan, Pelindo akan memiliki 4 subholding atau anak perusahaan.
Mereka bergerak di sektor usaha petikemas; non-petikemas; logistics & hinterland development; marine; serta equipment & port services.
Lantas apa saja manfaat dari merger Pelindo? Yang pertama, biaya pengiriman barang semakin murah. Saat ini biaya logistik di Indonesia mencapai 23,5 persen dari produk domestik bruto (PDB). Sedangkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, biaya logistiknya hanya 13 persen dan 8 persen dari PDB.
Setelah merger, biaya logistik akan ditekan dengan cara efisiensi operasional, melakukan standarisasi proses bisnis, dan pelayanan di pelabuhan. Sehingga produktivitas di kawasan pelabuhan meningkat.
Kedua, harga barang yang diangkut juga akan lebih murah. Sehingga meningkatkan daya saing produk Indonesia.
Baca Juga: 8 BUMN Diguyur PMN Rp52 Triliun, Buat Apa Aja Ya?
Ketiga, integrasi Pelindo juga akan memudahkan koordinasi pengembangan kawasan industri dan ekonomi khusus di sekitar pelabuhan. Sehingga mendorong peningkatan konektivitas hinterland yang akan berdampak pada meningkatnya volume ekspor-impor dan trafik pelabuhan.
Terakhir, penggabungan ini diproyeksi dapat meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar nomor 8 dunia dengan target throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :