> >

Raksasa Properti Asal China Evergrande Kolaps, Sri Mulyani dan Gubernur BI Waspadai Dampaknya

Ekonomi dan bisnis | 23 September 2021, 20:43 WIB
Perusahaan properti asal China, Evergrande. (Sumber: Strait Times )

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, pihaknya tengah memantau krisis keuangan yang menimpa perusahaan raksasa properti asal China, Evergrande.

Menurut Sri Mulyani, Evergrande yang gagal bayar terhadap utang-utangnya bisa mempengaruhi ekonomi China.

"Isu risiko stabilitas sektor keuangan terutama di RRT (Republik Rakyat Tiongkok) itu menjadi perhatian pada minggu-minggu ini yaitu terjadinya gagal bayar dari satu perusahaan konstruksi real estate yang sangat besar yaitu Evergrande," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual APBN Kita, Kamis (23/9/2021).

Ia mengingatkan, Indonesia harus mewaspadai imbas krisis keuangan Evergrande terhadap China, lantaran negara itu adalah perekonomian terbesar di dunia dan banyak bersinggungan dengan Indonesia.

Baca Juga: Satgas BLBI Gandeng Bareskrim Usut Pengalihan Aset BLBI Jadi Perumahan

"Jadi kita juga harus melihat dengan mewaspadai apa yang terjadi di dalam perekonomian Tiongkok dengan adanya fenomena gagal bayar dari perusahaan Evergrande ini," ujar Sri Mulyani.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo juga menilai krisis Evergrande sebagai salah satu penyebab ketidakpastian pasar keuangan global saat ini. Hal itu juga bisa memengaruhi pasar modal Indonesia.

“Pasar modal Indonesia bisa mendapat pengaruh. Tapi ingat, ini karena faktor eksternal, pasar modal terpengaruh bukan karena faktor domestik,” ucap Perry usai Rapat Dewan Gubernur BI, Selasa (21/9/2021).

Ia menambahkan, dampak gagal bayar Evergrande terhadap pasar modal Indonesia juga tidak besar. Lantaran, pasar modal domestik akan mencerminkan kondisi fundamental domestik, bukan kondisi teknikal pasar global. 

Baca Juga: Januari-Agustus 2021, Pemerintah Sudah Tambah Utang Rp550,6 Triliun

Aliran modal asing juga masih masuk ke Indonesia. BI mencatat, dari periode 20 Juli 2021 hingga 17 September 2021, terdapat aliran modal asing masuk hingga 15 miliar dollar AS.

“Sehingga ini tentu saja, untuk dampaknya secara keseluruhan pada investasi portofolio tidak tampak,” tuturnya.

Evergrande kesulitan keuangan akibat pandemi Covid-19. Perusahaan itu memiliki utang lebih dari Rp4.000 triliun rupiah dan tidak bisa membayar utang yang jatuh tempo. Evergrande juga tidak bisa menyelesaikan kewajiban pembangunan properti kepada 1,6 juta konsumennya, di 1.300 proyek properti di seluruh China.

Penulis : Dina Karina Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU