Peneliti Sebut Sistem "Cold Chain" Harusnya Bisa Atasi Fluktuasi Harga Cabai
Ekonomi dan bisnis | 1 September 2021, 09:56 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Untuk mengatasi fluktuasi harga cabai di pasaran, Peneliti Center for Indonesia Policy Studies (CIPS) Arumdriya Murwani menyarankan adanya kebijakan untuk pengembangan cold chain atau rantai dingin di sektor pertanian. Hal ini dapat dilakukan melalui pengaturan sistem distribusi dan penyimpanan atau stok.
Ia mengemukakan menurunnya permintaan akan cabai belum lama ini telah menekan harga dan merugikan petani cabai, terutama karena mereka baru saja memasuki masa panen. Hal itu, sebenarnya dapat dicegah dengan mengembangkan cold chain atau rantai dingin yang dapat menjaga kestabilan suhu komoditas.
"Penggunaan rantai dingin dapat membantu petani dalam menjaga hasil panennya," kata Arumdriya dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (1/9/2021).
Selain itu, menurutnya, berkurangnya permintaan cabai sangat mungkin disebabkan oleh Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang membatasi kegiatan operasional rumah makan, restoran dan juga menurunnya daya beli.
Adapun, sistem rantai dingin adalah jenis rantai suplai yang penggunaannya bertujuan untuk menjaga suhu agar produk tetap terjaga selama proses distribusi.
Pengembangan sistem ini secara komprehensif, lanjut Arumdriya, dapat membantu menjaga kualitas hasil panen dimulai dari pengangkutan, penyimpanan dan penjualan. Ditambah, harga cabai biasanya bersifat fluktuatif mengikuti masa panen yang umumnya terjadi enam kali dalam setahun.
Baca Juga: Harga Cabai Anjlok, Tanaman Tak Terurus dan Petani Pasrah
"Surplus stok di pasar menyebabkan harga anjlok dan merugikan petani cabai. Sebaliknya, ketika musim tanam sudah lewat dan produksi tidak stabil, tidak ada stok yang dapat digunakan untuk menstabilkan harga cabai di pasaran. Akibatnya, harga cabai melonjak naik sehingga merugikan konsumen," terangnya.
Dengan sistem penyimpanan yang modern dan infrastruktur rantai dingin yang memadai, masa simpan cabai dapat diperpanjang dan dengan demikian dapat membantu menstabilkan harga di pasaran.
Selain menjaga kesegaran, penggunaan sistem penyimpanan yang modern dapat membantu Indonesia mengurangi tingkat kehilangan makanan dalam proses distribusi pangan.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV