Ancaman Aksi "Bajak Laut" di Perairan Pulau Pelapis, Nelayan Ditodong Senjata Api
Ekonomi dan bisnis | 10 Agustus 2021, 11:26 WIBPONTIANAK, KOMPAS.TV – Sejumlah nelayan mengeluhkan adanya aksi premanisme atau “bajak laut” oleh oknum yang tidak bertanggungjawab dengan meminta hasil dari melaut.
Parahnya, mereka juga meminta bahan bakar minyak (BBM) nelayan di kawasan perairan Pulau Pelapis, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.
Persoalan ini diungkapkan oleh Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kalbar Sigit Sugiardi. "Kejadian atau informasi yang kami terima, aksi pembajak yang dialami para nelayan baik yang sedang melaut ataupun sedang istirahat di sekitar Pulau Pelapis dan sekitarnya, Sabtu lalu (7/8/2021)," jelasnya, Senin (9/8/2021), dikutip dari ANTARA.
Sigit memaparkan bahwa premanisme tersebut dalam melakukan aksinya menggunakan senjata api guna menakut-nakuti para nelayan agar menuruti apa yang mereka inginkan, yakni meminta hasil melaut yaitu, ikan dan BBM.
Kejadian seperti ini, kata Sigit memang sudah berulang kali terjadi. Para preman sepertinya “kucing-kucingan” dalam melakukan aksinya. Melihat bahwa ketika patroli gencar dilakukan oleh instansi terkait, mereka tidak melakukan aksinya, tetapi ketika tida ada patroli mereka kembali meresahkan para nelayan.
Sehingga dalam hal ini, menurut Sigit, semua pihak harus mencari solusinya dalam memberikan rasa aman pada nelayan saat mencari rezeki dengan turun ke laut untuk menangkap ikan.
Baca Juga: AL Inggris Laporkan Pembajakan Singkat Misterius Kapal Tanker Aspal oleh Kelompok Bersenjata Iran
"Para preman itu, menurut keterangan para nelayan sepertinya bukan dari daerah Kalbar, hal itu bisa dilihat dari bentuk kapal motor mereka yang berbeda dengan milik nelayan lokal," ujarnya.
Pelaku pembajakan menggunakan KM yang agak panjang dan menggunakan senjata api dalam menakut-nakuti para nelayan. "Sehingga para nelayan tidak ada yang berani dalam mengambil foto atau video saat mereka memalak para nelayan," kata Sigit.
Adapun lokasi yang sering atau terjadi kejadian premanisme terhadap nelayan itu, yakni di sebelah barat Selat Karimata atau lokasi di sekitar Kerang Leman, kemudian Pulau Pelapis.
"Lokasi ini merupakan kawasan yang banyak ikannya, airnya jernih arusnya juga bagus, sehingga banyak nelayan yang menangkap ikan di sana, yang tidak hanya nelayan dari Kalbar saja, melainkan juga dari Pulau Jawa," terangnya.
Sigit berharap ada solusi dalam hal ini dan tidak terus berulang. Sehingga masyarakat atau nelayan tidak dirugikan akibat ulah dari pembajak tersebut.
Baca Juga: Pemkot Kendari Serahkan Bansos Uang Tunai untuk 1.178 Nelayan Sebesar Rp 300 Ribu
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Antara