> >

Terlilit Utang akibat Pandemi, Sejumlah Toko di Malioboro Dijual Pemiliknya dengan Harga Rendah

Ukm | 3 Agustus 2021, 16:22 WIB
Bendera putih dipasang di sepanjang Jalan Malioboro, DI Yogyakarta, sebagai tanda pedagang kaki lima (PKL) menyerah hadapi pandemi, Jumat (30/7/2021). (Sumber: KOMPAS.com/WISANG SETO PANGARIBO)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah pedagang di sekitaran Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, mulai terlilit utang akibat pandemi Covid-19 yang tak berkesudahan ini.

Bahkan, tak sedikit di antara mereka, ada yang sampai harus menjual tokonya supaya dapat melunasi utang yang semakin menumpuk.

Menurut Koordinator Lapangan Perkumpulan Pengusaha Malioboro Ahmad Yani (PPMAY), Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Karyanto Purbohusudo, sampai saat ini sudah ada 10 toko di Jalan Malioboro yang dijual pemiliknya.

"Sebagian sudah laku terjual dan baliho iklan penjualan toko sudah diturunkan," ungkap KRT Karyanto Purbohusudo, seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (3/8/2021).

Baca Juga: Mulai Hari Ini Rabu 28 Juli 2021, Malioboro Buka untuk Pengunjung tapi Dibatasi Maksimal 2,5 Jam

Mirisnya lagi, Purbohusudo menuturkan sejumlah toko itu dijual dengan harga yang relatif lebih rendah dari nilainya di pasaran.

Jika normalnya harga jual toko berkisar Rp 130 juta per meter, kini dengan terpaksa mereka menjualnya dengan nilai Rp 100 juta per meter.

Purbohusudo menambahkan, beberapa pelaku usaha di Jalan Malioboro pun tidak hanya harus menjual tokonya, tapi juga terpaksa memutus hubungan kerja pegawainya.

"Kemarin ada 9.850 staf yang terdampak, sudah ada ratusan orang di-PHK," jelas Purbohusudo seraya berharap hadirnya bantuan dari Pemerintah Kota Yogyakarta.

Baca Juga: Akses ke Kawasan Malioboro Yogyakarta Dibuka Bertahap, Tapi Bukan untuk Wisatawan

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas.com


TERBARU