Soal Garuda, DPR Cecar Erick Thohir Mulai dari Dana Talangan Hingga Skema Penyelamatan
Bumn | 3 Juni 2021, 15:14 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Anggota Komisi VI DPR mencecar Menteri BUMN Erick Thohir terkait kondisi keuangan Garuda Indonesia, dalam rapat kerja di DPR, Kamis (03/06/2021).
Mulai dari dana talangan untuk Garuda yang sudah disepakati Kementerian BUMN dan Komisi VI DPR, sebesar Rp8, 5 triliun. Anggota Komisi VI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade mempertanyakan, mengapa Kemenkeu hanya mencairkan Rp1 triliun.
"Saya juga bingung Komisi VI DPR sepakat dengan Menteri BUMN sudah kami sepakati eh tiba-tiba Menteri Keuangan hanya turunkan Rp1 triliun, yang akhirnya menyebabkan permasalahan Garuda ini semakin berdarah-darah. Nah ini PR (pekerjaan rumah) juga Pak Menteri," kata Andre dalam rapat yang disiarkan langsung lewat kanal YouTube DPR RI.
Baca Juga: Meski Ada Program Pensiun Dini, Garuda Tetap Pertahankan 1.300 Pilot dan Kru Kabin
Dana talangan yang disingung Andre, diberikan pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Pencairannya akan dilakukan lewat penerbitan obligasi wajib konversi (OWK) atau mandatory convertible bond (MCB) lewat PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Andre pun meminta Erick untuk menanyakan realisasi pinjaman tersebut kepada Menteri Keuangan. Serta membahasnya dalam rapat terbatas bersama dengan Presiden Joko Widodo.
"Kalau pemerintah mau dukung sepenuhnya ya dukung. Jangan di depan mendukung tapi di belakang setengah hati. Menteri BUMN pasang badan (tapi) Menteri Keuangan tidak," ujar Andre.
Baca Juga: Erick Thohir akan Pangkas Komisaris Garuda Jadi Hanya 2-3 Orang
DPR juga mempertanyakan skema penyelamatan Garuda. Anggota Komisi VI DPR RI Evita Nursanty menilai, seharusnya 4 skema penyelamatan itu tidak perlu keluar. Menurutnya, upaya dari Kementerian BUMN dan Garuda Indonesia sendiri belum maksimal.
"Ini apa sih yang sebenarnya Pak Menteri? Belum apa-apa kita sudah menyelamatkan Garuda. Saya mau tanya balik, terobosan baru apa yang sudah dibuat manajemen Garuda saat ini? Saya tidak lihat ada terobosan barunya," tanya Evita.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV