Bukan Indonesia, Ternyata Ini Pemilik Saham Terbesar GoTo Hasil Merger Gojek-Tokopedia
Ekonomi dan bisnis | 24 Mei 2021, 08:36 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Saham perusahaan hasil merger Gojek dengan Tokopedia, GoTo, ternyata mayoritas dimiliki SoftBank asal Jepang dan Alibaba asal China. Mengutip Nikkei Asia, Senin (24/05/2021), SoftBank memiliki 15,3 persen saham GoTo, sementara Alibaba memiliki saham sebesar 12,6 persen.
Hal itu diketahui dari sebuah dokumen pengajuan GoTo kepada pihak otoritas yang di dapat Nikkei Asia. Dokumen itu menyebutkan, hanya SoftBank dan Alibaba yang memiliki saham dua digit di GoTo. Keduanya merupakan investor di Tokopedia.
Sedang investor lainnya hanya single digit. Seperti Google dan Temasek Singapura, yang juga punya saham di Gojek dan Tokopedia.
Sebelum merger, Tokopedia dan Gojek memang sudah disokong oleh banyak investor. Setelah merger, saham GoTo 58 persen dimiliki Gojek dan 42 persen dimiliki Tokopedia.
Baca Juga: Jika IPO, Kapitalisasi Pasar GoTo Jadi Terbesar Ke-7 di BEI
Sumber Nikkei Asia mengatakan, kemungkinan GoTo akan melantai di bursa saham Indonesia lebih dulu, baru menawarkan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di Amerika.
Dengan langkah tersebut, GoTo mengincar valuasi mendekati 40 miliar dollar AS atau setara Rp572 triliun (kurs Rp14.300 per dolar AS). Perusahan ride-hailing dan Super App asal Malaysia, Grab, telah mencapai nilai tersebut.
"Perusahaan akan bekerja sangat keras untuk integrasi pasca-merger dan kemudian mempersiapkan dual listing ini. Saya sangat berharap ini akan terjadi di 2021, tetapi saat ini mereka punya banyak pekerjaan," kata sumber Nikkei Asia.
Sementara itu, Analis The Economist Intelligence Swarup Gupta menilai, merger antara Gojek dengan Tokopedia sebenarnya agak terlambat. Karena Grab dan Sea Grup merupakan pesaing yeng lebih besar yang menguasai pasar Indonesia.
Baca Juga: Harapan Driver Usai Gojek-Tokopedia Merger: Bonus, Insentif, dan Tarif Pengiriman Ditingkatkan
"Saya percaya bahwa merger mungkin datang terlambat, karena ini bisa lebih merupakan kasus melindungi wilayah dalam negeri (Indonesia) dari pesaing yang jauh lebih besar (Sea dan Grab), yang dapat menghambat upaya untuk tumbuh di (Asia Tenggara). Oleh karena itu, merger lebih terlihat sebagai langkah defensif pada saat ini," terang Gupta.
Selain Alibaba, SoftBank, Temasek, dan Google, Grup GoTo memiliki banyak investor lain yang sebelumnya lebih dulu berinvestasi di Gojek dan/atan di Tokopedia.
Seperti Astra International, BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, JD.com, KKR, Northstar, Pacific Century Group, PayPal, Provident, Sequoia Capital, Telkomsel, Tencent, Visa dan Warburg Pincus.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV