> >

BI Pertahankan Bunga Acuan untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Perbankan | 20 April 2021, 15:44 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (Sumber: Dok. Bank Indonesia)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Bank Indonesia (BI) kembali menahan bunga acuannya bulan ini. BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) masih berada di level 3,5 persen.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia 19-20 April 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI-7 DayReverseRepo Rate sebesar 3,5 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Selasa (20/4/2021).

BI juga mempertahankan bunga deposit facility 2,75 persen dan lending facility 4,25 persen.

"Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dari dampak masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, meskipun prakiraan inflasi tetap rendah, " terang Perry.

Baca Juga: Kian Melonjak, Bank Indonesia Mencatat Utang Luar Negeri Indonesia Capai 422,58 Miliar Dolar AS

Menurut Perry, keputusan itu selaras dengan realisasi sejumlah indikator perekonomian nasional. Salah satu indikator ialah realisasi neraca perdagangan pada kuartal I-2021 yang mencatatkan surplus sebesar US$5,52 miliar.

Sementara itu, nilai tukar rupiah sampai dengan 19 April 2021 tercatat mengalami depresiasi sebesar 1,16 persen secara rata-rata dan 0,15 persen secara point to point.

"Rupiah sampai dengan 19 April 2021 mencatat depresiasi sekitar 3,2 persen year to date," tutur Perry.

Terakhir, angka inflasi rendah sejalan dengan permintaan yang belum kuat dan pasokan memadai yang memadai. Pada Maret 2021, inflasi tercatat hanya 0,08 persen month to month dan 1,37 persen secara year on year, dan masih berada di bawah kisaran sasaran 3 plus minus 1 persen.

Baca Juga: Ingat, Penukaran Uang di Monas Sudah Tak ada, Cek Lokasi dan Jadwalnya

Di sisi lain, BI merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dalam negeri pada 2021 menjadi 4,1-5,1 persen. Perkiraan tersebut lebih rendah dari yang sebelumnya yaitu 4,3-5,3 persen.

"Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 4,1-5,1%," ujarnya.

Meski direvisi, perkiraan tersebut masih lebih tinggi dibandingkan realisasi 2020 yang masih minus. BI optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini ditopang oleh perbaikan ekspor, berlanjutnya stimulus fiskal dan perbaikan investasi. 

Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU