IPO Traveloka dan Grab di Bursa Amerika Serikat Kian Dekat
Ekonomi dan bisnis | 13 April 2021, 10:58 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Perusahaan ride-hailing asal Singapura, Grab, dan perusahaan layanan jasa pemesanan tiket asal Indonesia, Traveloka, akan segera melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di Amerika Serikat.
Dikutip dari Bloomberg via Kompas.com, pekan ini Grab mengumumkan rencana IPO melalui special purpose acquisition company (SPAC), yang didukung oleh manajer investasi T. Rowe Price hingga Temasek Holdings Pte. Valuasi Grab ditaksir mencapai lebih dari 34 miliar dollar AS.
Baca Juga: AirAsia Masuk Bisnis Ride-Hailing, Ingin Jadi Super App seperti Grab dan Gojek
Traveloka juga dikabarkan akan mengikuti langkah Grab untuk IPO, melalui SPAC dengan dukungan miliarder Richard Li dan Peter Thiel. Valuasi Traveloka diperkirakan mencapai 5 miliar dollar AS .
SPAC adalah cara pengumpulan dana IPO dengan membeli perusahaan swasta di negara tersebut untuk kemudian mengambil alih listing nama pada bursa di Amerika Serikat.
Direktur Cathay Capital, Rajive Keshup menilai, langkah Grab dan Traveloka akan diikuti oleh start up Asia Tenggara lainnya. Seperti Gojek, Tokopedia, hingga startup asal Singapura, PropertyGuru.
Baca Juga: Traveloka akan IPO di Bursa AS
Langkah tersebut akan membuat perusahaan teknologi di Asia Tenggara akan tumbuh pesat. Seperti di China dan AS.
“Kami telah melihat tren serupa di pasar lain yang lebih mapan, dan sekarang ini adalah periode emas Asia Tenggara,” kata Rajive.
Sebelumnya, Head of Corporate Communications Traveloka Reza Amirul Juniarshah mengatakan, pencatatan saham di Bursa Wall Street akan menempatkan Traveloka di arena yang sama dengan perusahaan teknologi kelas dunia lainnya yang juga tercatat di sana.
Baca Juga: Nama Dicatut, Grab Bakal Ambil Langkah Hukum ke PT Grab Toko Indonesia
"Pada akhirnya, hal ini akan memungkinkan Traveloka untuk bersaing lebih kompetitif lagi di level global dan memungkinkan kami membawa sumber daya ke Indonesia dan Asia Tenggara, lebih dari yang dapat diantisipasi," kata Reza dalam keterangan resminya (17/02/2021).
Namun, sebagai perusahaan teknologi dari Indonesia, Traveloka tetap mempertimbangkan BEI sebagai lokasi untuk melantai di Indonesia.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV