Mengenalkan Investasi pada Anak, Kenapa Tidak? Coba Tipsnya Berikut Ini
Ekonomi dan bisnis | 8 April 2021, 16:39 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Pada awal Februari lalu, ada seorang bocah berusia 10 tahun, di San Antonio, Amerika Serikat yang mendapat untung berlipat-lipat karena berinvestasi di saham pengembang game, GameStop.
Bocah itu menjual saham GameStop miliknya senilai US$ 3.200 atau setara Rp 44,8 juta (kurs Rp 14.000), setelah saham GameStop melambung tinggi.
Anak bernama Jayden Carr itu awalnya mendapat hadiah 10 lembar saham GameStop dari ibunya, pada 2019. Saat membeli untuk Jaydyn, saham GameStop masih berada di harga US$ 6 per lembar. Lalu pada suatu pagi, Nina melihat saham GameStop berada di level US$ 350.
Baca Juga: Investasi Saham GameStop, Anak 10 Tahun Untung 5.300%
Saham milik Jaydyn akhirnya terjual dengan harga US$ 320 per saham. Sehingga Jaydyn mendapatkan uang sebesar US$ 3.200 atau setara Rp 44,8 juta, dari hasil investasinya dulu yang harga sebesar US$ 60.
Anak itu pun menabung uangnya sebesar US$ 2.200 dan sisanya akan di investasikan ke saham lainnya. Jaydyn mengincar saham Microsoft dan Roblox, sebuah perusahaan game online populer yang sedang mempersiapkan IPO.
Nah, belajar dari pengalaman Jaydyn dan ibunya, ternyata anak-anak juga bisa dikenalkan pada investasi.
Mengutip dari Investingmom.id, berikut tips yang bisa diterapkan saat ingin mengenalkan investasi pada anak:
Baca Juga: Tips Hindari Kejahatan Skimming yang Bisa Kuras Isi Rekening
1. Ajari Anak Mengenal Konsep Pendapatan
Investasi memerlukan uang, sehingga sebelum mulai berinvestasi, anak diharapkan mengenal konsep pendapatan.
Pendapatan bisa berasal dari:
- Uang saku yang anda berikan rutin dan mereka kelola
- Upah (kalau anda menetapkan uang upah dari setiap pekerjaan rumah yang dilakukan anak)
- Pendapatan anak (misal hasil berjualan dll)
2. Ajari Anak Mengenal Konsep Pengeluaran
Sebelum diinvestasikan, sebaiknya anak mengenal dulu kebutuhan dan keinginannya.
- Apakah kebutuhan dan keinginannya harus di penuhi saat ini? (Important dan urgent)
- Apakah kebutuhan dan keinginannya bisa dipenuhi dengan menabung dulu?
- Apakah kebutuhan dan keinginannya bisa dicari alternatifnya? Atau bahkan tidak usah dilakukan sama sekali?
Baca Juga: Punya Kartu Kredit Bukannya Untung Malah Bikin Buntung? Coba Tips dari Perencana Keuangan Ini
3. Ajari Anak Mengenal Konsep Menabung
Menabung adalah melatih anak membuat short term finansial goal, melatih anak menunda kesenangan sementara, latihan berdisiplin dan berkomitmen.
Biasanya, kalau sudah punya tujuan, anak akan bersemangat untuk berjuang. Apabila Anak sudah terbiasa dengan menabung jangka pendek, anak sudah siap lanjut ke tahap berikutnya yaitu berinvestasi.
4. Rekening Dana Nasabah Minimal Usia 17 tahun
Secara hukum dan peraturan, pembukaan rekening dana nasabah untuk berinvestasi minimal usia 17 tahun. Sebagai alternatif, anak bisa dibuatkan 1 akun atas nama orang tua namun di portofolio investasi yang berbeda.
Terapkan tujuan jangka panjang dan investasi secara rutin, sebagai permulaan dan pembelajaran.
Baca Juga: Rugi Rp 23 T, BPJS Ketenagakerjaan Mau Kurangi Investasi Saham
5. Bimbing dan Beri Semangat pada Anak
Memberi kesempatan anak untuk eksplorasi dan memberi kesempatan untuk mengalami kegagalan, adalah hal baik-baik saja untuk dilakukan.
Orang tua hanya perlu tetap memantau dan membimbing mereka dalam batasan yang wajar dan tidak keluar dari koridor prinsip keluarga.
Penulis : Dina Karina Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV