> >

Banjir Jadetabek, Sektor Perdagangan Rugi Miliaran Rupiah

Ekonomi dan bisnis | 22 Februari 2021, 12:21 WIB
Antrean kendaraan melintas menuju jalur cepat Simpang Susun Semanggi arah Patung Senayan dan Blok M imbas banjir, Sabtu (20/2/2021) malam. (Sumber: ANTARA/Laily Rahmawaty via Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Banjir yang melanda wilayah Jadetabek sejak hari Jumat hingga Minggu kemarin, membuat pengusaha pusat perbelanjaan merugi. Kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan sangat minim akibat banjir dan juga pandemi Covid-19.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta Ellen Hidayat mengatakan, kunjungan ke pusat perbelanjaan saat akhir pekan selama masa pandemi, biasanya sebesar 40%-42% dari angka kunjungan normal saat sebelum pandemi.

"Namun akhir pekan kemarin, kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan secara umum ditaksir hanya mencapai 35%-38% dari angka kunjungan normal saat sebelum pandemi. Penurunan diperkirakan bisa lebih dalam pada pusat-pusat perbelanjaan di lokasi terdampak banjir, " jelas Ellen seperti yang dikutip dari Kontan.co.id, Senin (22/02/2021). 

Baca Juga: Deretan Pernyataan Anies Baswedan Soal Banjir di Jakarta

Meskipun tidak semua mall terkena banjir, masyarakat tetap memilih di rumah karena banyak akses jalan menuju mall yang terendam banjir.

Sementara itu, Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang, meminta Pemprov DKI mengantisipasi datangnya banjir.

"Dari sekian sektor usaha, perdagangan merupakan yang paling terpuruk. Itu antara lain terjadi pada pusat perdagangan, mal, restoran, kafe, pasar tradisional, hotel, serta logistik dan transportasi, " ujar Sarman dalam keterangan tertulisnya.

Baca Juga: Anies Klaim Banjir Teratasi 100 Persen: Atas Izin Allah Banjir Jakarta Surut

Akhir pekan, biasanya menjadi momen untuk pengusaha di sektor perdagangan untuk meningkatkan pendapatan. Tapi karena banjir, pengusaha justru tambah merugi.

"Banjir kemarin harusnya bisa dicegah. Dengan memperbaiki drainase, merevitalisasi sungai dan setu sepanjang tahun," kata Sarman.

Berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), ada sekitar 200 gerai ritel modern stand alone milik anggota Aprindo di DKI Jakarta yang terganggu kegiatan operasionalnya lantaran kebanjiran atau akibat jalanan tergenang banjir.

Baca Juga: Jalur Putus karena Banjir, Seluruh Perjalanan Kereta dari Jakarta Dibatalkan

Banjir yang terjadi sejak Jumat lalu, membuat kerugian pengusaha ritel diperkirakan mencapai Rp 15 miliar.

Rp 12 miliar di antaranya berasal dari potensi transaksi yang hilang akibat banjir, sementara Rp 3 miliar di antaranya berasal dari potensi kerugian akibat barang-barang di toko atau pusat distribusi milik peritel yang rusak akibat terkena banjir.

“Angka ini belum termasuk angka kerugian yang dialami peritel non anggota Aprindo. Angka ini juga belum termasuk potensi kerugian untuk peritel yang ada di mall. Yang di mall belum kita hitung,” ujar Roy seperti dikutip dari Kontan.co.id, Minggu (21/02/2021).

Baca Juga: Mobil Rusak karena Jalan Tol Berlubang Pascabanjir? Bisa Klaim ke Jasa Marga

Saat ini, 40% gerai stand alone yang sempat terdampak oleh banjir DKI Jakarta sudah bisa kembali beroperasi dan mencatatkan transaksi.

Gerai-gerai yang sudah beroperasi ini merupakan gerai-gerai yang aksesnya sempat terganggu oleh banjir, namun tokonya tidak sampai digenangi oleh air banjir tersebut.

Yang 60% sisanya ada yang masih kebanjiran, atau masih ‘overhaul’ untuk membersihkan sisa banjir dan mengganti barang serta peralatan yang rusak. Proses ini bisa memakan waktu 2-3 hari atau bahkan seminggu, bergantung pada kerusakan yang dialami. 

Penulis : Dina-Karina

Sumber : Kompas TV


TERBARU