Kenalkan 5 Direksi INA, Jokowi: Mereka akan Bawa INA jadi Lembaga Kelas Dunia
Ekonomi dan bisnis | 16 Februari 2021, 12:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Dewan direksi lembaga pengelola investasi yang bernama Indonesia Investments Authority (INA) akhirnya diperkenalkan oleh Presiden Jokowi. Jokowi menyatakan, direksi INA sudah diseleksi secara profesional untuk mengoptimalkan kinerja INA.
"Dengan pondasi hukum dan dukungan politik yang kuat serta dewas dan direksi, saya yakin INA akan memperoleh kepercayaan internasional dan mampu membuat INA menjadi SWF kelas dunia," ungkap Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (16/2/2021).
Baca Juga: Jokowi Lantik Anggota Dewas LPI, Sri Mulyani jadi Ketua
Berikut 5 orang direksi INA yang diperkenalkan Jokowi hari ini:
- CEO dijabat oleh Ridha Wirakusumah. Jabatan terakhir Ridha adalah sebagai CEO Bank Permata dan telah memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun.
- Deputy CEO dijabat oleh Arief Budiman yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama Danareksa. Arief memiliki pengalaman profesional selama 25 tahun dan termasuk dalam tim perumus Sovereign Wealth Fund Indonesia.
- Stefanus Ade Widjaja menjabat sebagai Chief Investment Officer. Pengalaman internasionalnya diyakini Jokowi dapat meningkatkan kepercayaan investor luar negeri dalam investasi.
- Pada jabatan Chief Risk Officer terdapat nama Marita Alisjahbana yang saat ini menjabat Country and Corporate Risk Manager Citibank Indonesia. Jokowi menyebut Marita memiliki pengalaman selama 30 tahun termasuk di skala internasional.
- Pada jajaran direksi terakhir terdapat nama Eddy Porwanto sebagai Chief Financial Officer. Eddy disebutkan memiliki pengalaman sebagai Direktur Keuangan di berbagai sektor seperti pertambangan, jasa transportasi dan penerbangan, otomotif, hingga consumer goods.
Baca Juga: Jokowi Minta DPR Revisi UU ITE untuk Hapus Pasal-Pasal Karet
Jokwi juga berharap semua instansi di negara ini memberikan dukungan penuh terhadap kebijakan INA. Sehingga bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya.
"Saya bersama jajaran pemerintah mengharapkan DPR BPK dan lembaga negara lain juga mendukung penuh gerak INA yang harus inovatif harus berani ambil keputusan out of the box, dengan tata kelola yang baik. Indonesia mempunyai alternatif pembiayaan untuk akselerasi menuju Indonesia maju," jelasnya.
Baca Juga: Luhut Bantu Sandiaga Uno Urus Toilet di Danau Toba
Sebelumnya pada akhir Januari lalu, Jokowi melantik lima anggota dewan pengawas INA. Mereka adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Sementara tiga anggota lainnya merupakan unsur profesional dan independen yang dipilih melalui uji kelayakan dan kepatuhan di DPR. Mereka adalah Haryanto Sahari, Yosua Makes, dan Darwin Cyril Noerhadi.
Keberadaan INA didasarkan pada Undang-undang Cipta Kerja yang baru saja disahkan beberapa bulan lalu. Regulasi tersebut didukung oleh mayoritas partai di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Penulis : Dina-Karina
Sumber : Kompas TV