> >

Luhut Temui Tesla Pekan Depan, Mulai Negosiasi Investasi

Ekonomi dan bisnis | 5 Februari 2021, 10:55 WIB
Tesla Model S P100D yang dipajang di IIMS 2017. Model ini dijual dengan banderol Rp 4,4 miliar. (Sumber: (KompasOtomotif-Donny Apriliananda))

Minat Tesla untuk menanamkan uangnya di Indonesia, berawal dari perbincangan antara Presiden Jokowi dengan bos Tesla, Elon Musk. Presiden menawarkan Indonesia sebagai basis produksi baterai lithium untuk mobil listrik Tesla, serta lokasi peluncuran roket SpaceX.

Optimisme Presiden Jokowi itu, lantaran pasokan nikel sebagai bahan baku baterai lithium yang melimpah di Indonesia.

Baca Juga: Luhut: Indonesia Bisa Jadi Produsen Baterai Lithium Terbesar Setelah China

Bukan hanya Tesla,  sejumlah perusahaan asing lain pun sudah menyatakan minatnya berinvestasi di sektor ini. Ada LG Chem, produsen baterai asal Korsel dan Contemporary Amperex Technology (CATL) asal China. CATL bahkan telah menandatangani komitmen investasi sebesar US$ 10 miliar atau Rp 140 triliun.

Kementerian BUMN menyebut, keduanya akan terlihat dalam proyek holding baterai listrik, Indonesia Battery Corporation (IBC). Ada empat BUMN yang juga akan terlihat dalam perusahaan induk baterai ini, yaitu Inalum, Antam, Pertamina, dan PLN.

IBC akan menggarap pengembangan baterai kendaraan listrik dari hulu hingga hilir dan ditargetkan bisa terbentuk di semester pertama 2021.

Penulis : Dina-Karina

Sumber : Kompas TV


TERBARU