RI Akan Impor Daging Sapi 298.000 Ton di 2021
Kebijakan | 21 Januari 2021, 19:18 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Untuk menekan kenaikan harga daging sapi di tanah air, pemerintah akan mengimpor setengah juta ekor sapi bakalan dan lebih dari 185.000 ton daging sapi pada tahun ini.
Naiknya harga daging sapi karena pasokan dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan.
Dari data Kementerian Pertanian (Kementan) kebutuhan daging sapi di 2021 mencapai 696.956 ton. Sedangkan produksi dalam negeri tahun ini diperkirakan hanya sebesar 425.978 ton.
Baca Juga: Pedagang Bakso Pilih Tidak Produksi Karena Tingginya Harga Daging Sapi
"Untuk memenuhi kekurangan daging tersebut, pemerintah akan melakukan impor sapi bakalan sebanyak 502.000 ekor setara daging 112.503 ton, impor daging sapi sebesar 85.500 ton, serta impor daging sapi Brasil dan daging kerbau India dalam keadaan tertentu sebesar 100.000 ton," kata Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI Fadjar Sumping dalam keterangan resminya, Kamis (21/1/2021).
Dengan impor sebesar itu, stok di akhir tahun 2021 diperkirakan sebesar 58.725 ton dan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan bulan Januari 2022.
Selama ini, Indonesia memang banyak mengimpor sapi dari Australia. Namun, naiknya harga sapi Australia sejak pertengahan 2020, membuat pemerintah putar otak mencari pasokan lain yang lebih murah.
Indonesia pun berencana mengimpor sapi bakalan jantan dari Meksiko, yang akan dimulai pada Februari 2021.
"Impor sapi bakalan dari Meksiko telah sesuai dengan penilaian mutu kesehatan dan kelayakan. Meksiko sudah diterima sebagai negara asal pemasukan ternak sapi sejak 2016. Namun belum pernah terealisasi impornya karena masalah transportasi dan harga,” kata Fadjar.
Baca Juga: Pedagang Daging Sapi Mogok 3 Hari, Penjual Bakso dan Soto Kena Imbas Ikutan Tidak Jualan
Sebelumnya, para pedagang daging sapi di Jabodetabek mogok berjualan karena tingginya harga. Salah satu sebabnya, adalah kurangnya stok di dalam negeri karena kenaikan harga sapi impor Australia.
Pelaku usaha menyebutkan, harga bergerak dari USD3,2 per kilogram berat hidup pada Juli 2020, menjadi USD3,95 per kilogram berat hidup per Januari 2021. (Dina Karina)
Penulis : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV