Suntik Dana di LinkAja, Grab Dinilai akan Berperan Besar Dorong Digitalisasi di BUMN
Ekonomi dan bisnis | 17 Januari 2021, 23:31 WIBKOMPAS.TV - Bisnis perusahaan rintisan khususnya di bidang teknologi finansial dinilai akan semakin berkembang ke depannya.
Hal ini salah satunya dirasakan pada anak usaha BUMN, LinkAja, yang belum lama ini mendapat suntikan dana segar dari sejumlah investor yang dipimpin Grab.
Suntikan modal tersebut dinilai menjadi indikator semakin berkembangnya ekosistem investasi startup di Indonesia.
Baca Juga: LinkAja Dapat Suntikan Modal Rp 1,4 Triliun dari Grab hingga Telkomsel
Selain itu, investasi tersebut juga menunjukkan meningkatnya kepercayaan investor pada bisnis perusahaan rintisan khususnya di bidang teknologi finansial.
“Selain telah membuktikan kiprahnya sebagai salah satu pionir teknologi digital yang berperan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan nasional, Grab juga memberi perhatian pada pelaku financial technology dalam negeri dengan penempatan modal tersebut,” ujar pengamat ekonomi dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P. Sasmita dalam keterangan tertulisnya, Minggu (17/1/2021).
Menurut Ronny, aksi korporasi Grab dan para investor akan menjadi sinyal bagi investor lainnya. Baik domestik maupun asing, mereka akan lebih percaya diri untuk berekspansi ke dalam ekosistem digital dan financial technology Indonesia yang semakin membaik.
Sementara dari sisi pertimbangan bisnis ke depan, lanjut Ronny, keputusan Grab dinilai rasional karena Grab akan mendapat peluang captive market yang prospektif yang sudah ada dalam jangkauan LinkAja.
LinkAja sendiri berada dalam ekosistem BUMN, yang berarti penerapan tata kelola yang baik (good corporate governance) sudah menjadi keharusan.
“Grab akan berperan besar dalam mendorong digitalisasi, literasi, dan inklusi keuangan di lingkungan BUMN hingga pemerintahan. Ini potensi yang tidak dimiliki oleh pemain investor financial technology lain,” papar Ronny.
Selain itu, lanjut Ronny, keputusan Grab Indonesia ini juga akan memberi kepercayaan diri kepada Indonesia sendiri untuk terus memperbaiki diri dan mengembangkan ekosistem digital dan teknologi finansial nasional agar terus bisa bersaing dengan negara-negara tetangga.
“Karena sampai hari ini, Indonesia masih tertinggal dibanding beberapa negara ASEAN lainya dari sisi indeks inklusi keuangan. Indonesia masih tertinggal dibanding Singapura yang telah mencapai 98 persen dalam inklusi keuangan, Malaysia 85 persen, dan Thailand 82 persen,” papar Ronny.
Baca Juga: Tak Disangka! Gara-gara Suka Mi Instan, Putri Arab Saudi Mau Investasi di Indonesia
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartiko Wirjoatmodjo mengatakan, Kementerian BUMN punya visi agar LinkAja bisa menjadi pembayaran digital yang terbesar di Indonesia.
Apalagi, lanjut dia, BUMN punya ekosistem yang cukup lengkap, mulai dari transportasi hingga UMKM yang menyasar segmen mikro.
"Kita punya visi kalau bisa LinkAja jadi platform payment nasional yang terbesar, saya rasa kita on the way ke sana," jelas lelaki yang akrab dipanggil Tiko ini.
Sebelumnya, anak usaha BUMN, LinkAja, mendapat suntikan dana segar dari sejumlah investor yang dipimpin Grab. Total komitmen sebesar 100 juta dollar amerika, atau sekitar 1,4 triliun rupiah.
Dana akan digunakan untuk akselerasi pertumbuhan LinkAja, termasuk untuk meningkatkan layanan ke kelas menengah dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
LinkAja saat ini memegang pangsa pasar uang elektronik nomor 7 di indonesia dan memiliki lebih dari 58 juta pengguna terdaftar, dengan lebih dari 80% penggunanya berasal dari kota-kota tier 2 dan 3 di Indonesia.
Pendanaan ini jadi yang pertama kalinya untuk LinkAja mendapat dana segar dari pihak swasta. Namun Grab masih tetap jadi pemegang saham prioritas.
Pendanaan seri B ini juga menggandeng Telkomsel, BRI Ventura Investama, dan Mandiri Capital Indonesia.
Baca Juga: Nama Dicatut, Grab Bakal Ambil Langkah Hukum ke PT Grab Toko Indonesia
Penulis : Fadhilah
Sumber : Kompas TV