> >

Bioskop Masih Sepi, Sahamnya Turut Tidur

Ekonomi dan bisnis | 26 Oktober 2020, 10:53 WIB
Ilustrasi dalam bioskop. (Sumber: Kompas TV)

JAKARTA, KOMPASTV. Upaya memulihkan dunia usaha terutama bioskop, menemui jalan terjal.

Walaupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah membolehkan bisnis bioskop buka seperti sedia kala, namun jumlah pengunjungnya masih sangat rendah.

"Kebanyakan belum terisi full," ujar Public Relation CGV Hariman Chalid.

Rendahnya keterisian bioskop cukup dimengerti pengusaha. Palagi, pembukaan baru berjalan sekitar satu pekan.

Baca Juga: 14 Bioskop Bekasi Diizinkan Buka Kembali Secara Bertahap

Bioskop CGV yang telah buka di Jakarta, antara lain CGV Grand Indonesia, CGV AEON Mall Jakarta Garden City, CGV Green Pramuka Mall dan CGV Transmart Cempaka Putih.

Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya memperbolehkan bioskop menampung kapasitas di dalam bioskop maksimal 25 persen.

Saham Hiburan Terseok

Bisnis bioskop yang lesu juga membuat gairah saham hiburan sirna. MD Pictures dengan kode saham FILM, pagi ini (10:43 WIB) turun 0,98 persen ke 202. Jika dihitung satu tahun penuh, saham FILM anjlok 12,17 persen.

Pendapatan perusahaan ini turun drastis sepanjang semester pertama 2020 yaitu hanya Rp 56,79 miliar pada Januari-Juni 2020.

Baca Juga: Bioskop di Malang Siap Buka, Dinkes Cek Protokol Kesehatan

Nilai itu anjlok 49,24 persen dari pendapatan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 111,88 miliar. Di tengah penurunan penjualan, beban pokok penjualan MD Pictures malah naik 14,84 persen dari semula Rp 50,06 miliar menjadi Rp 57,49 miliar pada semester pertama 2020.

Pada akhirnya, MD Pictures mengantongi rugi kotor sebesar Rp 702,26 juta. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya emiten ini masih mengantongi laba kotor Rp 61,82 miliar.

Nasib sama juga menimpa Graha Layar Prima (kode saham BLTZ). Saham perusahaan dengan merek dagang Blitz ini sempat menyentuh 4.860 per unit di Januari 2020. Tetapi kini, sahamnya sudah terjungkal ke 3.120.

Tetapi perlu dicatat, saham BLTZ termasuk dalam daftar saham "tidur" yang jarang bergerak dalam perdagangan saham sehari-hari. Sampai akhir tahun, pendapatan perusahaan hiburan ini diprediksi masih sulit bangkit.

(Dyah Megasari)

  

Penulis : Dyah-Megasari

Sumber : Kompas TV


TERBARU