> >

Romantisme Bisnis UEA di Balik Nama Jalan Joko Widodo

Ekonomi dan bisnis | 20 Oktober 2020, 20:04 WIB
Presiden Joko Widodo saat ratas di Istana Negara (5/10/2020) (Sumber: Screen Capture Youtube Sekretariat Presiden)

JAKARTA, KOMPASTV. Nama Presiden Joko Widodo baru saja dijadikan nama jalan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab pada Selasa 20 Oktober 2020.

Lewat laman resmi sosial medianya, Presiden Joko Widodo menuturkan, penobatan namanya menjadi nama jalan di Uni Emirat Arab (UEA) merupakan bentuk penghormatan terhadap Indonesia.

"Jalan yang membelah kawasan Abu Dhabi National Exhibition Center dengan Embassy Area yang ditempati sejumlah kantor perwakilan diplomatik itu menggunakan nama saya," kata Jokowi pada akun resmi media sosialnya.

Peresmian namanya menjadi nama jalan di Abu Dhabi, UEA, menurut Jokowi merupakan sebuah gambaran eratnya hubungan di antara dua negara yang kini bekerja sama dalam berbagai bidang.

Dalam hal bisnis, apa yang terjadi antara Indonesia dan UEA?

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Jadi Nama Jalan di Abu Dhabi

Romantisme Bisnis Indonesia-UEA

Di awal tahun 2020, Presiden Jokowi bersama dengan Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed menyaksikan pertukaran 16 kesepakatan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab.

Ke-16 kesepakatan itu terdiri dari lima perjanjian kerja sama antara dua pemerintah dan 11 lainnya antara pelaku usaha dunia.

Tak sia-sia, kedatangannya kala itu ke Uni Emirat Arab mampu mengantongi perjanjian investasi bernilai fantastis. Catat, janji belum realisasi.

Sektor yang disepakati antara lain, energi, migas, petrokimia, pelabuhan, telekomunikasi, dan riset dengan estimasi total nilai investasi sebesar USD 22,89 miliar atau sekitar Rp 314,9 triliun.

Komitmen VS Realisasi

Kesepakatan harus jadi pemacu. Memakai data BKPM terbaru, sampai kuartal dua 2020, realisasi investasi Uni Emirat Arab di Indonesia baru USD 10,4 juta atau setara Rp 150,8 miliar (kurs rupiah 14.500).  Semuanya tersebar pada 27 proyek. Realisasi ini masih jaub di bawah perjanjian yang dikantongi pemerintah.

UAE menjadi negara dengan urutan investasi ke 22, di bawah posisi Mauritius. Investasi terbesar Indonesia masih berasal dari Singapura senilai USD 1,9 miliar, dan tersebar di 3.860 proyek.

Apasih proyek atau investasi yang disepakati UAE dan Indonesia?

Pertama Power Purchase Agreement (PPA) antara konsorsium PT PJB Investasi (PT PJBi dan Masdar) dan PT PLN (Persero) dalam “Floating Solar PV PP 145 MWAC“ di Danau Cirata, Jawa Barat, senilai USD 129 juta.

Ke-dua Refinery Investment Principle Agreement (RIPA) antara Mubadala Investment Company dan PT Pertamina (Persero) untuk melanjutkan negosiasi dalam seleksi kemitraan setara untuk PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB)- RDMP RU V senilai USD 5,5 miliar.

Ketiga, kontrak penyediaan LPG antara Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) dan PT Pertamina senilai USD 270 juta. Keempat, Project Execution Agreement-Gresik Container Terminal antara DP World dan PT Pelabuhan Indonesia Maspion senilai USD 1,2 miliar.

Kelima, amendemen Memorandum of Understanding (MoU) antara Emirates Global Aluminium (EGA) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) senilai USD 71 juta.

Ke-enam, Memorandum of Understanding (MoU) terkait “Evaluate a Potential Crude to Petrochemical Complex Project at Balongan” antara Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) dan PT Pertamina (Persero) dalam hal projek Balongan di Jawa, Barat senilai USD 12,6 miliar.

Ke-tujuh Long Term Naphta Supply Contract antara ADNOC dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk senilai USD 3 miliar. Ke-delapan Memorandum of Understanding (MoU) antara SAAL Operating System-Sole Proprietorship LLC (Saal.ai) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dalam hal implementasi pendidikan digital untuk K-12 di Indonesia senilai USD 23,5 juta.

Ke-sembilan, Memorandum of Understanding (MoU) & Non-Disclosure Agreement (NDA) antara PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI) dan TW Container Services Ltd (TWCS) bertajuk “Development of a Custom Bounded Third Party Logistics Park, Dry Port and Inland Container Depot” di Subang, Jawa Barat, senilai USD 100 juta.

Ke-sepuluh, Memorandum of Understanding (MoU) antara Elite Agro LLC, UAE, dan Indonesian Agency for Agricultural Research And Development (IAARD), Kementerian Pertanian RI terkait “Research and Development Collaboration for Agricultural Crops Commercialization” di Lembang, Jawa Barat.

Dan ke-sebelas, Letter of Intent (LoI) antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Lulu Group International terkait optimalisasi penyerapan tenaga kerja di Jawa Barat melalui empowerment dan program capacity building.

Mari kita catat bersama. Komitmen investasi jauh berbeda dengan realisasi investasi. Komitmen masih sebatas janji, realisasi adalah yang ditepati.  (Dyah Megasari)

 

Penulis : Dyah-Megasari

Sumber : Kompas TV


TERBARU