> >

Bersiap Resesi, Sri Mulyani Sebut Ekonomi Indonesia Tahun Ini Bisa Minus 1,7 Persen

Ekonomi dan bisnis | 23 September 2020, 07:05 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani di Program PEN untuk Dukung Korporasi, Rabu (29/07/2020). Bersiap Resesi, Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Tahun Ini Bisa Minus 1,7 Persen. (Sumber: Instagram @smindrawati)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Resesi ekonomi Indonesia sudah di depan mata. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati sudah memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di zona negatif pada kuartal III-2020.

Menurut dia, pada kuartal III tahun ini perekonomian Indonesia kemungkinan akan mengalami kontraksi minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen.

Angka tersebut lebih dalam jika dibandingkan dengan proyeksi awalnya yakni sebesar minus 2,1 persen hingga 0 persen.

Baca Juga: Indonesia Siap-Siap Resesi, Sri Mulyani Proyeksikan Ekonomi Kuartal III Minus 2,9 Persen

Adapun secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun akan berada di kisaran minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen.

Sementara sebelumnya proyeksi Sri Mulyani berada di kisiaran minus 1,1 persen hingga positif 0,2 persen.

"Kementerian Keuangan merevisi forecast untuk September, sebelumnya untuk tahun ini minus 1,1 persen hingga positif 0,2 persen. Forecast terbaru September untuk 2020 di minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa secara virtual, Selasa (22/9/2020), sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Proyeksi pemerintah pada akhir tahun ini sejalan dengan prediksi beberapa lembaga internasional yang meramal ekonomi Indonesia berada di zona negatif.

Antara lain, The Organization for Economic Co-operatin and Development (OECD) minus 3,3 persen; Asian Develompment Bank (ADB) minus 1 persen; Blommberg minus 1 persen; International Monetay Fund (IMF) minus 0,3 persen; dan World Bank 0 persen.

Baca Juga: Sri Mulyani: Ekonomi Kuartal III dan IV akan Negatif, Kita Upayakan Bisa Dekati 0

Ilustrasi resesi ekonomi akibat pandemi virus corona. (Sumber: Shutterstock/Lightspring/Kompas.com)

Kuartal IV Masih akan Negatif

Dengan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi yang cenderung negatif di akhir tahun, lanjut Sri Mulyani, maka pertumbuhan ekonomi juga bakal negatif pada kuartal III dan IV.

Sebelumnya, bendahara negara itu selalu optimistis pada kuartal IV perekonomian masih bisa tumbuh positif.

Meski, pemerintah masih mengupayakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV mendatang bisa mendekati 0.

"Ini artinya negatif teritori kemungkinan akan terjadi pada kuartal III dan juga masih akan berlangsung kuartal IV, yang kita upayakan untuk bisa dekati 0 atau positif," terangnya.

"Semua forecast ini bagaimana perkembangan kasus Covid-19 dan memengaruhi pertumbuhan ekonomi," sambung mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.

Baca Juga: Kuartal III Ekonomi Diprediksi Minus 2, Sri Mulyani: Jika Resesi Tak Berarti Kondisi Gawat

Konsumsi Pertumbuhan Ekonomi

Sri Mulyani lantas memerinci berdasarkan komponen pendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan negatif di kuartal III yaitu minus 3,0 persen hingga minus 1,5 persen.

Sebelumnya di kuartal II, konsumsi juga minus 5,6 persen.

Hanya komponen konsumsi pemerintah yang diperkirakan masih positif 9,8 persen hingga 17 persen di kuartal III.

Sebelumnya di kuartal II, konsumsi pemerintah minus 6,9 persen. Investasi diperkirakan minus 8,5 persen hingga minus 6,6 persen di kuartal III.

Begitu juga dengan ekspor yang diperkirakan minus 13,9 persen hingga minus 8,7 persen. Impor juga diperkirakan minus 26,8 persen hingga minus 16 persen.

Baca Juga: Jokowi, Pandemi Covid-19, Oposisi, dan Ancaman Resesi

 

Penulis : fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU