> >

Pentingnya Gizi Seimbang untuk Mengurangi Risiko Penyakit Tidak Menular

Advertorial | 13 November 2024, 13:24 WIB
Ilustrasi makanan tidak sehat. (Sumber: Dok. ANTARA)

KOMPAS.TV – Penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung, diabetes, kanker, stroke, dan gangguan pernapasan kronis menjadi tantangan kesehatan dunia yang semakin mendesak. Pasalnya, sejumlah PTM telah menimbulkan angka kematian yang tinggi dan berkembang perlahan menjangkiti individu di seluruh dunia.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sekitar 74 persen kematian di dunia terjadi akibat penyakit tidak menular. Hal tersebut ekuivalen dengan 41 juta orang di dunia meninggal setiap tahunnya akibat penyakit degeneratif tersebut. Di Indonesia, hal ini pun menjadi perhatian serius lantaran kini telah menyasar usia produktif.

Deputi Bidang Statistik Sosial di Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia Ateng Hartono mengatakan, penyakit tidak menular di Indonesia yang menyebabkan terjadinya kematian berdasarkan hasil long form sensus penduduk 2020 tergolong sangat tinggi.

“Dari total penyebab kematian di Indonesia itu sekitar 87,14 persennya disebabkan oleh karena penyakit tidak menular,” kata Ateng.

Hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan, sebanyak 59,1 persen kasus disabilitas (melihat, mendengar, berjalan) yang meliputi keterbatasan seperti kesulitan melihat, mendengar, atau berjalan pada penduduk usia produktif disebabkan penyakit tidak menular (PTM).

Data penyebab kematian di dunia akibat penyakit tidak menular (PTM). (Sumber: Dok. ANTARA)

Sejumlah faktor, mulai dari pola makan tinggi kalori, gula, dan lemak, serta kebiasaan mengonsumsi makanan ultra-proses seperti nugget dan sosis, turut memperburuk kondisi ini. Selain itu, rendahnya tingkat aktivitas fisik di kalangan masyarakat juga menjadi penentu utama, dalam peningkatan prevalensi PTM dan risiko terjadinya disabilitas. 

Perubahan ini membutuhkan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

Ahli Gizi Dr. Marya Haryono, M.Gizi, Sp.GK, FINEM menjelaskan, tubuh manusia membutuhkan beragam nutrisi dari makanan untuk mencapai gizi seimbang, yang berarti harus sesuai kebutuhan tubuh. 

Gizi seimbang mencakup makronutrisi dan mikronutrisi yang saling mendukung. Sayuran dan buah menjadi komponen penting, dengan setengah porsi makanan sebaiknya berasal dari sayur dan sebagian kecil dari buah, agar serat dan makronutrisi.

Namun, penting juga memahami bahwa makanan sehat tidak hanya sebatas pada konsumsi sayur dan buah. Ahli gizi menekankan bahwa selain keseimbangan antara protein, karbohidrat, dan lemak penting juga untuk memilih makanan yang rendah gula tambahan dan garam.

Menghadapi tantangan peningkatan penyakit tidak menular, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) aktif mendorong masyarakat untuk mengadopsi pola makan sehat. Dalam upaya ini Kemenkes mengedepankan edukasi tentang kriteria makanan sehat yang komprehensif. 

Aksi Nasional “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat” (Germas) dan “Isi Piringku”

Ilustrasi "Isi Piringku". (Sumber: Dok. ANTARA)

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementrian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, program "Germas" dan "Isi Piringku" bertujuan untuk mengatasi masalah gizi, memperbaiki pola perilaku hidup sehat, dan mengurangi penyakit tidak menular. 

Selain meningkatkan angka harapan hidup, program ini juga menargetkan penurunan angka kejadian dan kematian akibat penyakit tersebut, dengan mendorong pola hidup sehat dan pola makan yang baik.

Di dalam program “Germas” terdapat ajakan untuk melakukan aktivitas kesehatan fisik, cek kesehatan berkala meninggalkan kebiasaan perilaku tidak sehat seperti merokok dan mengonsumsi sayur dan buah. 

Sedangkan di dalam “Isi Piringku” memuat panduan gizi yang seimbang yang mudah diikuti oleh masyarakat. Program tersebut menekankan pentingnya mengonsumsi berbagai jenis makanan seimbang termasuk karbohidrat, protein, lemak serta vitamin dan mineral.

Inovasi Gaya Hidup Sehat di Kota yang Dinamis

Di tengah hiruk-pikuk kota yang dinamis, menjaga kesehatan seringkali menjadi tantangan. Namun, dengan semakin berkembangnya kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat, masyarakat kota Jakarta menemukan cara untuk tetap bugar dan bertenaga tanpa harus mengorbankan kepraktisan. 

Ilustrasi makanan sehat. (Sumber: Dok. ANTARA)

Salah satu inovasi terkini yang menarik adalah menjamurnya layanan makanan sehat yang praktis. Restoran dan kafe yang menyajikan menu bergizi dengan opsi siap saji memungkinkan para pekerja kota untuk tetap mengonsumsi makanan sehat.

Selain menjadi tren dan menawarkan makanan sehat, sejumlah restoran sehat juga mengusung misi kelestarian lingkungan. Selain mengajak masyarakat Indonesia lebih aktif mengonsumsi sumber-sumber nabati sebagai bagian dari gaya hidup sehat mereka, restoran-restoran di Jakarta menyajikan hidangan yang dirancang memenuhi standar gizi tinggi tanpa mengorbankan cita rasa.

Penulis : Adv-Team

Sumber : Kompas TV


TERBARU