Potensi, Tantangan, dan Dukungan Masyarakat Bagi Anak Sindrom Down
Advertorial | 12 Juni 2024, 12:00 WIBTidak hanya membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan kerja, tetapi juga mengubah persepsi masyarakat tentang kemampuan mereka. Kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa anak-anak dengan sindrom down dapat mandiri dan produktif.
Upaya untuk mendukung anak-anak dengan sindrom down juga datang dari inisiatif keluarga dan komunitas. Komunitas-komunitas ini sering terbentuk dari kumpulan orang tua yang memiliki anak dengan kondisi serupa, seperti komunitas keluarga sindrom down.
Pertemuan rutin mereka berubah menjadi wadah untuk mendukung satu sama lain dan mengembangkan potensi anak-anak mereka.
Komunitas Bersama Keluarga Down Syndrome (Kombur DS) merupakan salah satu komunitas keluarga penyandang sindrom down yang memanfaatkan keberadaan Pelataran Difabel. Hadirnya Pelataran Difabel menjadi wadah penting bagi tumbuh kembang anak-anak penyandang sindrom down agar kelak mereka dapat menjalani kehidupan dengan mandiri.
Pentingnya Pendidikan Inklusif di Indonesia
Saat ini, terdapat sebanyak 40.164 satuan pendidikan di Indonesia dari berbagai jenjang yang menyelenggarakan pendidikan inklusif. Dari jumlah tersebut, sekitar 5.900 sekolah di antaranya ditunjang dengan guru-guru pendidikan khusus atau pemimpin khusus.
Sekolah inklusif mengikuti kurikulum yang ada dengan melakukan akomodasi khusus sesuai kebutuhan anak-anak dengan sindrom down.
Guru-guru didorong untuk mengakses modul pelatihan melalui platform Merdeka Mengajar, yang memungkinkan mereka memahami cara terbaik menangani anak-anak dengan disabilitas.
Sementara itu, menurut Plt. Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Aswin Wihdiyanto, kebijakan Merdeka Belajar mengakomodir atau memayungi penyelenggaraan pendidikan yang inklusif bagi para penyandang disabilitas dan peserta didik sindrom down.
Sebagai orang tua dan pengasuh, memahami karakteristik masing-masing anak sangat penting. Meskipun ada keterbatasan dalam kecerdasan, potensi mereka tetap bisa dikembangkan.
Dengan persiapan yang tepat dan dukungan penuh kasih sayang serta sabar, orang tua dapat membantu anak-anak mereka tumbuh dan berkembang secara optimal.
Banyak informasi penting mengenai dinamika sindrom down. Semisal, anak dengan sindrom down sangat mungkin lahir dengan persalinan normal, cukup bulan dengan berat badan lahir sesuai, tetapi akan mengalami keterlambatan pertumbuhan maupun kemampuan fungsional dibandingkan dengan anak usia sebayanya.
Karena itu menjadi penting untuk memantau perkembangan anak sejak dalam kandungan guna meminimalisir terjadinya sindrom down. Hingga saat ini belum ada satu intervensi atau cara untuk dapat mencegah terjadinya sindrom down.
Kreasi dan Aktualisasi Para penyandang Sindrom Down
Para penyandang sindrom down tetap harus mendapatkan hak mereka layaknya anggota masyarakat lain. Mereka dapat berkreasi dan menjadi inspirasi, seperti halnya sosok Namira Zania (26) yang mengembangkan karier di bidang modeling dan tari.
Melalui perjuangan gigih tak kenal lelah, Namira berupaya mematahkan stigma dengan menunjukkan bakat dan kemampuannya, bahkan hingga ke mancanegara.
Selain Namira, ada pula Kemal Rizky Avicenna. Sebagai penyandang sindrom down, Kemal tetap bisa berkarier mengekspresikan kemampuannya di bidang seni desain grafis.
Sebagai seorang sarjana ilmu perpustakaan dan sains informasi lulusan salah satu universitas swasta di Jakarta, Kemal berhasil mengembangkan kemampuannya dalam bersosialisasi dan berkreasi di lingkungan kerja.
Pesan utama untuk orang tua di luar sana adalah untuk terus semangat dan tidak pernah malu atau merasa kecil hati. Keyakinan bahwa anak-anak mereka mampu, meskipun dengan waktu yang mungkin lebih lambat, sangat penting.
Penulis : Adv-Team
Sumber : Kompas TV