Kompas dan PT PLN (Persero) Hadirkan Diskusi Road to PLN Investment Days 2024
Advertorial | 7 Maret 2024, 15:45 WIBKOMPAS.TV – Harian Kompas dan PT PLN (Persero) mengadakan rangkaian diskusi dalam Road to PLN Investment Days 2024 yang diadakan pada Rabu (6/3/2024) di Hotel Mulia, Jakarta. Diskusi membahas tema “Powering the Future: Sustainable Energy Tranformation for Indonesia 2024.”
Transformasi Energi Berkelanjutan masih menjadi tantangan. Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon demi tercapainya Net Zero Emission pada tahun 2060 atau secepatnya.
PT PLN (Persero) memiliki program “Transformasi” yang berdiri atas 4 pilar aspirasi, yakni Green, Lean, Innovative, & Customer Focused yang menjadi arah untuk mengoptimalisasi Energi Baru Terbarukan (EBT), pengadaan listrik yang efisien, serta mencapai 100% elektrifikasi.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo dalam pembukaan menyebutkan, kesuksesan pengembangan PT PLN (Persero) di tahun 2023 membangkitkan optimisme transformasi energi berkelanjutan pada 2024.
Di sisi lain, Darmawan mengungkapkan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PLN telah menyepakati rencana pengembangan ketenagalistrikan dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
Darmawan pun 'membocorkan' detail terkait rencana koordinasi antara RUKN dan RUPTL. Pertama, sampai 2040 penambahan kapasitas pembangkit totalnya sekitar 80 GW, yang terdiri dari 75 persen berbasis pada EBT dan 25 persen berbasis gas.
Darmawan menambahkan, hal ini sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2022 Tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik.
Perpres tersebut menjelaskan, penambahan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sudah tidak lagi masuk dalam RUPTL sehingga PLN akan mengandalkan pembangkit berbasis air, gas dan panas bumi sebagai baseload.
Baca Juga: PLN Siap Sukseskan Rangkaian Kunjungan RI 1 di Palembang Dengan Kualitas Listrik Terbaik
Namun, pengembangan tiga jenis pembangkit ini dihadapkan pada tantangan jarak antara sumber pasokan energi dengan pusat permintaan listrik yang tergolong jauh. Karena itu, untuk memenuhi kebutuhan listrik secara menyeluruh dibutuhkan investasi pada infrastruktur ketenagalistrikan, khususnya transmisi.
"Maka kalau kita melihat seperti itu dengan terpaksa ini akan ada pembangunan transmisi dalam skala yang sangat besar namanya Green Enabling Transmission. Dihitung kemarin, price tag-nya sekitar US$152 miliar atau Rp2.300 triliun antara hari ini sampai 2040," sambung Darmawan.
Menurut keterangan Dirut PLN tersebut, kebutuhan investasi ini termasuk untuk membangun transmisi dengan total jarak mencapai 47.000 km serta pembangunan smart grid. Kemudian, penambahan kapasitas pembangkit sekitar 30 GW untuk air dan panas bumi dan 28 GW untuk angin dan surya.
“Di sinilah marwah dari PLN Investment Day 2024. Ini adalah simbol perubahan besar. Dari PLN yang dulunya tertutup, menjadi sangat terbuka dan kolaboratif. Dari PLN yang dulunya hanya operator dengan ruang pengembangan yang terbatas, menjadi the center of value creation,” ujar Darmawan.
Transformasi Energi Berkelanjutan menjadi bekal yang kuat untuk upaya keberhasilan Net Zero Emission pada 2060 mendatang atau secepatnya dan PT PLN (Persero) membutuhkan kolaborasi dari tiap-tiap stakeholder untuk mencapai cita-cita gemilang tersebut.
Rangkaian diskusi ini menjadi upaya untuk mengupas potensi energi terbarukan guna mengoptimalkan pengembangan sepanjang 2024.
Sejumlah narasumber yang hadir pada dikusi ini yaitu Direktur Eksekutif CSIS Yose Rizal Damuri, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu, Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PT PLN Persero Evy Haryadi, dan Akademisi Pusat Studi Energi UGM Deendarlianto.
Direktur Eksekutif CSIS Yose Rizal Damuri menyampaikan studi kasus dan benchmark global untuk pengembangan transformasi energi di Indonesia.
Dalam paparannya, Yose Rizal memaparkan, bagaimana Indonesia dapat menyeimbangkan kebutuhan energi yang terjangkau dengan sumber kebutuhan akan sumber energi berkelanjutan dan ramah lingkungan serta kebijakan yang tepat untuk diterapkan di Indonesia untuk mendukung transformasi energi.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu menyampaikan seputar regulasi transformasi energi dan ketenagalistrikan di Indonesia.
Selain memaparkan evaluasi penerapan kebijakan transformasi energi, Jisman juga menguraikan tantangan domestik dan global, serta peluang yang terbuka dengan investasi energi terbarukan.
Sebagai kebutuhan dasar masyarakat, perekonomian dapat tumbuh salah satunya berkat dukungan listrik, begitu juga sebaliknya.
Selain itu, berdasarkan UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang ketenagalistrikan, PLN sudah seharusnya menyediakan tenaga listrik yang cukup andal dengan harga terjangkau demi perekonomian negara.
Untuk mendapatkannya, pemerintah telah menetapkan sejumlah target, antara lain RUPTL, bauran energi, serta ikut bertanggung jawab dalam menjaga efek pemanasan global. Berangkat dari serangkaian program terdahulu, sebanyak 67 persen sumber energi Indonesia berasal dari PLTU.
Pemerintah Indonesia pun telah meratifikasi Paris Agreement dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement to the United Nations Framework Convention on Climate Change sehingga berpotensi menurunkan jumlah share PLTU. Nantinya, pemerintah akan mencoba menurunkannya lewat natural retirement.
Di sisi lain, Indonesia masih memiliki sejumlah opportunity seperti sumber daya, termasuk energi terbarukan dari PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Angin). Selain itu, demand terhadap listrik di Indonesia masih tumbuh di angka 5 persen.
Namun, masih banyak tantangan mengembangkan kelistrikan di Indonesia. Pertama, adanya mismatch potensi energi yang terhambat kondisi alam. Selain itu, Indonesia yang berada di negara kepulauan menimbulkan tantangan tersendiri untuk menghadirkan listrik di semua tempat, termasuk ke pelosok sekalipun.
Kemudian, tantangan berikutnya adalah sumber daya dari PLTS dan PLTA berupa sinar matahari serta angin. Pasalnya, saat kondisi alam kurang mendukung seperti saat El Niño beberapa waktu lalu, pasokan listrik kedua pembangkit listrik tersebut ikut terganggu.
Karena itu, pemerintah akan mendorong EBT (energi baru terbarukan) di saat meningkatnya demand. Pemerintah akan mendorong PLTA di daerah Sumatra serta menyambungkannya menjadi interconnection Sumatra-Jawa.
Baca Juga: PLN Gandeng Lima Mitra, Makin Banyak Pebisnis Bangun SPKLU, Ekosistem Kendaraan Listrik Kian Kokoh
“Untuk itu, pemerintah mengajak semua pihak berkolaborasi dengan membuat aturan investasi yang lebih kondusif dan menguntungkan semua pihak. Salah satu langkahnya yakni lewat diskusi di Road to PLN Investment Days 2024,” pungkasnya.
Berikutnya, Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PT PLN (Persero) Evy Haryadi menjelaskan seputar perencanaan pengembangan PT PLN (Persero) di 2024.
Ia juga mengungkap sejumlah perkembangan pada sektor ketenagalistrikan khususnya transformasi energi di Indonesia dan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi negara.
Sementara itu, Akademisi Pusat Studi Energi UGM Deendarlianto mengupas seputar potensi dan tantangan transformasi energi dan ketenagalistrikan di Indonesia.
Ia memaparkan tentang peran teknologi dan kontribusinya terhadap energi berkelanjutan, serta potensi dan tantangan terkait transformasi energi di Indonesia.
Rangkaian diskusi ini akan membahas berbagai aspek terkait energi terbarukan, termasuk tantangan dan peluang yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan energi terbarukan dan dihadiri sejumlah pemangku kepentingan terkait.
Menurut laporan terbaru dari International Renewable Energy Agency (IRENA), Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar, terutama dalam hal energi surya dan angin.
Dalam laporan tersebut, IRENA juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah dan regulasi yang jelas untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Penulis : Adv-Team
Sumber : Kompas TV